NYT: Bom Kuat yang Ditanam Israel Biang Ledakan Situs Nuklir Iran
Senin, 06 Juli 2020 - 13:39 WIB
NEW YORK CITY - New York Times (NYT), media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) melansir laporan yang menyebut ledakan 2 Juli di situs nuklir Natanz, Iran , dipicu oleh bom yang kuat yang ditanam Israel .
Teheran awalnya meremehkan insiden ledakan dan kebakaran tersebut dengan mengklaim tidak berdampak pada fasilitas pengayaan. Namun, berselang beberapa hari negara para Mullah tersebut mengakui dampak kerusakannya parah yang dapat memperlembat pengembangan sentrifugal.
"Israel bertanggung jawab atas ledakan di situs nuklir Natanz Iran, dengan menggunakan 'bom yang kuat'," tulis NYT, Minggu (5/7/2020), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang digambarkan sebagai pejabat intelijen Timur Tengah.
Menurut sumber NYT, insiden itu tidak berhubungan dengan ledakan lain yang terjadi di Iran sebelumnya, khususnya ledakan di dekat kompleks militer Parchin Teheran, yang beberapa laporan menyebutnya sebagai fasilitas produksi rudal. (Baca: Insiden Nuklir Natanz: Iran Awalnya Meremehkan, Kini Akui Rusak Parah )
Sebelumnya pada hari Minggu, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton mempertanyakan apakah ledakan di Iran baru-baru ini dapat dihubungkan dan mewakili "sebuah prekursor dari serangan yang lebih besar".
NYT juga mengutip seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang mengonfirmasi ledakan di situs Natanz. Anggota IRGC yang tak disebutkan namanya itu mengatakan para penyelidik telah mempertimbangkan kemungkinan bahwa rudal jelajah atau pun drone digunakan untuk menyerang Natanz, tetapi melihat skenario bom sebagai lebih mungkin.
"Episode ini mungkin akan mempercepat rencana untuk memindahkan lebih banyak fasilitas paling sensitif Iran di bawah tanah," katanya.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, yang semula meremehkan insiden itu kini mengakui kerusakan di situs nuklir Natanz signifikan. Menurutnya, dampaknya dapat memperlambat pengembangan sentrifugal pengayaan uranium mutakhir.
Penyebab insiden itu belum secara resmi dikonfirmasi, tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) telah menentukan alasan di balik episode tersebut, dan fakta-fakta akan diumumkan pada waktu yang tepat.
Iran juga mengumumkan rencana untuk mengganti situs Natanz yang rusak dengan gedung yang lebih besar dengan peralatan yang lebih canggih. (Baca juga: Jet Tempur Siluman F-35 Israel Diklaim Biang Ledakan Situs Militer Iran )
Menanggapi laporan media yang belum dikonfirmasi yang menunjukkan keterlibatan Tel Aviv, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan; "Tidak setiap insiden yang terjadi di Iran pasti ada hubungannya dengan kami."
Namun, dia mengulangi bahwa nuklir Iran adalah ancaman bagi dunia dan kawasan.
Israel secara konsisten menentang program nuklir Iran, dengan mengklaim bahwa Teheran akan menghancurkan negara Yahudi itu jika memperoleh senjata nuklir.
Iran juga secara konsisten menyatakan bahwa mereka tidak bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir, dan menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai.
Teheran awalnya meremehkan insiden ledakan dan kebakaran tersebut dengan mengklaim tidak berdampak pada fasilitas pengayaan. Namun, berselang beberapa hari negara para Mullah tersebut mengakui dampak kerusakannya parah yang dapat memperlembat pengembangan sentrifugal.
"Israel bertanggung jawab atas ledakan di situs nuklir Natanz Iran, dengan menggunakan 'bom yang kuat'," tulis NYT, Minggu (5/7/2020), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang digambarkan sebagai pejabat intelijen Timur Tengah.
Menurut sumber NYT, insiden itu tidak berhubungan dengan ledakan lain yang terjadi di Iran sebelumnya, khususnya ledakan di dekat kompleks militer Parchin Teheran, yang beberapa laporan menyebutnya sebagai fasilitas produksi rudal. (Baca: Insiden Nuklir Natanz: Iran Awalnya Meremehkan, Kini Akui Rusak Parah )
Sebelumnya pada hari Minggu, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton mempertanyakan apakah ledakan di Iran baru-baru ini dapat dihubungkan dan mewakili "sebuah prekursor dari serangan yang lebih besar".
NYT juga mengutip seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang mengonfirmasi ledakan di situs Natanz. Anggota IRGC yang tak disebutkan namanya itu mengatakan para penyelidik telah mempertimbangkan kemungkinan bahwa rudal jelajah atau pun drone digunakan untuk menyerang Natanz, tetapi melihat skenario bom sebagai lebih mungkin.
"Episode ini mungkin akan mempercepat rencana untuk memindahkan lebih banyak fasilitas paling sensitif Iran di bawah tanah," katanya.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, yang semula meremehkan insiden itu kini mengakui kerusakan di situs nuklir Natanz signifikan. Menurutnya, dampaknya dapat memperlambat pengembangan sentrifugal pengayaan uranium mutakhir.
Penyebab insiden itu belum secara resmi dikonfirmasi, tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) telah menentukan alasan di balik episode tersebut, dan fakta-fakta akan diumumkan pada waktu yang tepat.
Iran juga mengumumkan rencana untuk mengganti situs Natanz yang rusak dengan gedung yang lebih besar dengan peralatan yang lebih canggih. (Baca juga: Jet Tempur Siluman F-35 Israel Diklaim Biang Ledakan Situs Militer Iran )
Menanggapi laporan media yang belum dikonfirmasi yang menunjukkan keterlibatan Tel Aviv, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan; "Tidak setiap insiden yang terjadi di Iran pasti ada hubungannya dengan kami."
Namun, dia mengulangi bahwa nuklir Iran adalah ancaman bagi dunia dan kawasan.
Israel secara konsisten menentang program nuklir Iran, dengan mengklaim bahwa Teheran akan menghancurkan negara Yahudi itu jika memperoleh senjata nuklir.
Iran juga secara konsisten menyatakan bahwa mereka tidak bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir, dan menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai.
(min)
tulis komentar anda