Geram AS-Korsel Kembali Gelar Latgab, Korut Tembakkan 250 Mortir
Rabu, 19 Oktober 2022 - 10:38 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) menembakkan peluru artileri di lepas pantai timur dan barat pada Selasa (18/10/2022). Langkah ini dilakukan Korut sebagai bentuk peringatan serius pada Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
“Korut menembakkan sekitar 100 peluru ke laut di lepas pantai baratnya sekitar pukul 10 malam waktu setempat dan menembakkan 150 peluru lagi di lepas pantai timurnya,” kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/10/2022).
"Kami sangat mendesak Korut untuk segera menghentikan tindakannya," kata JCS dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Yonhap. "Provokasi Korut yang terus berlanjut adalah tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan komunitas internasional," tambahnya.
Kegiatan militer terbaru Korut terjadi setelah pasukan Korsel memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk mereka pada awal pekan ini, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korut.
Latihan tersebut, yang akan berakhir pada Sabtu (22/10/2022), adalah yang terbaru dari serangkaian latihan militer oleh Korsel dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegiatan bersama dengan AS dan Jepang.
Korut sendiri mengaku melepaskan tembakan artileri sebagai 'peringatan serius' atas latihan militer Korsel. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan, militer Korut melancarkan tembakan "ancaman dan peringatan" sebagai "tindakan balasan militer yang kuat" terhadap latihan militer Korsel.
Juru bicara itu juga meminta Korsel untuk segera menghentikan "provokasi sembrono dan menghasut" yang telah meningkatkan ketegangan militer di semenanjung, menurut pernyataan berbahasa Inggris yang dibawa oleh Kantor Berita Pusat Korea.
Pejabat KPA yang tidak disebutkan namanya mengatakan langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangkaian "tindakan provokatif militer oleh musuh," mengutip latihan militer Hoguk yang sedang berlangsung di Selatan.
Pekan lalu, Korut menembakkan ratusan tembakan artileri ke zona penyangga maritim di Laut Timur dan Laut Kuning yang ditetapkan berdasarkan perjanjian antar-Korea 2018 untuk mengurangi ketegangan militer. Korsel menyebut provokasi Korut sebagai pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian militer antar-Korea 2018.
“Korut menembakkan sekitar 100 peluru ke laut di lepas pantai baratnya sekitar pukul 10 malam waktu setempat dan menembakkan 150 peluru lagi di lepas pantai timurnya,” kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan, Rabu (19/10/2022).
"Kami sangat mendesak Korut untuk segera menghentikan tindakannya," kata JCS dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Yonhap. "Provokasi Korut yang terus berlanjut adalah tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan komunitas internasional," tambahnya.
Kegiatan militer terbaru Korut terjadi setelah pasukan Korsel memulai latihan pertahanan tahunan Hoguk mereka pada awal pekan ini, yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korut.
Latihan tersebut, yang akan berakhir pada Sabtu (22/10/2022), adalah yang terbaru dari serangkaian latihan militer oleh Korsel dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kegiatan bersama dengan AS dan Jepang.
Korut sendiri mengaku melepaskan tembakan artileri sebagai 'peringatan serius' atas latihan militer Korsel. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan, militer Korut melancarkan tembakan "ancaman dan peringatan" sebagai "tindakan balasan militer yang kuat" terhadap latihan militer Korsel.
Juru bicara itu juga meminta Korsel untuk segera menghentikan "provokasi sembrono dan menghasut" yang telah meningkatkan ketegangan militer di semenanjung, menurut pernyataan berbahasa Inggris yang dibawa oleh Kantor Berita Pusat Korea.
Pejabat KPA yang tidak disebutkan namanya mengatakan langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangkaian "tindakan provokatif militer oleh musuh," mengutip latihan militer Hoguk yang sedang berlangsung di Selatan.
Pekan lalu, Korut menembakkan ratusan tembakan artileri ke zona penyangga maritim di Laut Timur dan Laut Kuning yang ditetapkan berdasarkan perjanjian antar-Korea 2018 untuk mengurangi ketegangan militer. Korsel menyebut provokasi Korut sebagai pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian militer antar-Korea 2018.
(esn)
tulis komentar anda