Diawasi Kim Jong-un, Korut Tembakkan 2 Rudal Jelajah yang Mampu Bawa Nuklir
Kamis, 13 Oktober 2022 - 08:27 WIB
Manuver pada Rabu menegaskan bahwa peran nuklir dan sekarang sudah beroperasi, meskipun tidak jelas apakah Korea Utara telah menguasai teknologi yang diperlukan untuk membangun hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa pada rudal jelajah.
Rudal jelajah berada di antara sejumlah senjata kecil yang baru-baru ini dikembangkan oleh Korea Utara yang dipandang mampu terbang rendah dan bermanuver untuk menghindari pertahanan rudal musuh dengan lebih baik.
Kim Jong-un mengatakan tahun lalu bahwa mengembangkan bom nuklir yang lebih kecil adalah tujuan utama, dan para pejabat di Seoul mengatakan bahwa jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, mengembangkan perangkat yang lebih kecil bisa menjadi salah satu tujuannya.
Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.
Menurut para analis, rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional atau pun nuklir sangat tidak stabil jika terjadi konflik karena tidak jelas jenis hulu ledak yang mereka bawa.
Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden meluncurkan strategi keamanan nasional yang telah lama tertunda pada hari Rabu dengan hanya mengacu pada Korea Utara, menggarisbawahi pilihan AS yang terbatas untuk mengekang program nuklir dan misilnya.
Daniel Russel, diplomat top AS untuk Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama, mengatakan langkah Korea Utara mengejutkan.
"Bukan hanya karena hal itu berlalu begitu cepat melewati ancaman yang terus-menerus dan eksistensial, tetapi juga karena membingkai strategi sebagai 'mencari diplomasi berkelanjutan menuju denuklirisasi', ketika Korea Utara dengan begitu meyakinkan menunjukkan penolakannya terhadap negosiasi," ujarnya.
Rudal jelajah berada di antara sejumlah senjata kecil yang baru-baru ini dikembangkan oleh Korea Utara yang dipandang mampu terbang rendah dan bermanuver untuk menghindari pertahanan rudal musuh dengan lebih baik.
Kim Jong-un mengatakan tahun lalu bahwa mengembangkan bom nuklir yang lebih kecil adalah tujuan utama, dan para pejabat di Seoul mengatakan bahwa jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, mengembangkan perangkat yang lebih kecil bisa menjadi salah satu tujuannya.
Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.
Menurut para analis, rudal jelajah dan rudal balistik jarak pendek yang dapat dipersenjatai dengan bom konvensional atau pun nuklir sangat tidak stabil jika terjadi konflik karena tidak jelas jenis hulu ledak yang mereka bawa.
Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden meluncurkan strategi keamanan nasional yang telah lama tertunda pada hari Rabu dengan hanya mengacu pada Korea Utara, menggarisbawahi pilihan AS yang terbatas untuk mengekang program nuklir dan misilnya.
Daniel Russel, diplomat top AS untuk Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama, mengatakan langkah Korea Utara mengejutkan.
"Bukan hanya karena hal itu berlalu begitu cepat melewati ancaman yang terus-menerus dan eksistensial, tetapi juga karena membingkai strategi sebagai 'mencari diplomasi berkelanjutan menuju denuklirisasi', ketika Korea Utara dengan begitu meyakinkan menunjukkan penolakannya terhadap negosiasi," ujarnya.
(min)
tulis komentar anda