PBB Kutuk Penembakan Massal di Tempat Penitipan Anak Thailand
Jum'at, 07 Oktober 2022 - 03:26 WIB
NEW YORK - Serangan mengerikan di sebuah pusat penitipan anak di Thailand utara yang telah menewaskan puluhan orang, memicu kecaman internasional yang kuat. Termasuk dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dan juga organisasi PBB.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan dia terkejut dan sedih dengan peristiwa penembakan massal itu.
Organisasi PBB yang peduli terhadap anak-anak, UNICEF mengatakan, menurut laporan berita lebih dari 35 orang telah tewas di mana banyak dari mereka adalag anak-anak.
“UNICEF mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap anak. Tidak ada anak yang boleh menjadi target atau saksi kekerasan di mana saja, kapan saja," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari situs PBB, Jumat (7/10/2022).
Dalam pernyataannya, UNICEF mengatakan bahwa pusat pengembangan anak usia dini, sekolah, dan semua ruang belajar harus menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan tumbuh.
Badan PBB itu mengirim pesan simpati kepada keluarga korban dan mengeluarkan seruan kepada orang-orang untuk menahan diri dari memposting atau meneruskan gambar dan video serangan.
"Ini dapat berdampak negatif lebih lanjut kepada anak-anak, keluarga korban, dan orang yang mereka cintai,” imbau UNICEF.
"Kami berduka dengan keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dalam serangan yang tidak masuk akal ini," kata Kepala UNICEF, Catherine Russell, dalam tweetnya.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB, UNESCO, juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban.
“Serangan terhadap sekolah, siswa dan pendidik, adalah serangan terhadap hak atas pendidikan," tulis badan tersebut di Twitter.
“Tidak ada yang harus menjadi target,” demikian sambungan pernyataan itu.
Menurut pihak berwenang, penyerang - dilaporkan seorang mantan perwira polisi - bunuh diri setelah menargetkan orang-orang dengan pistol dan pisau di sebuah pusat penitipan anak di provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand utara.
Dia dilaporkan melarikan diri dari tempat kejadian, setelah menembak dan menikam korbannya, sebelum membunuh dirinya sendiri dan keluarganya, menyusul operasi besar-besaran polisi memburu pelaku penyerangan.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan dia terkejut dan sedih dengan peristiwa penembakan massal itu.
Organisasi PBB yang peduli terhadap anak-anak, UNICEF mengatakan, menurut laporan berita lebih dari 35 orang telah tewas di mana banyak dari mereka adalag anak-anak.
“UNICEF mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap anak. Tidak ada anak yang boleh menjadi target atau saksi kekerasan di mana saja, kapan saja," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari situs PBB, Jumat (7/10/2022).
Dalam pernyataannya, UNICEF mengatakan bahwa pusat pengembangan anak usia dini, sekolah, dan semua ruang belajar harus menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan tumbuh.
Badan PBB itu mengirim pesan simpati kepada keluarga korban dan mengeluarkan seruan kepada orang-orang untuk menahan diri dari memposting atau meneruskan gambar dan video serangan.
"Ini dapat berdampak negatif lebih lanjut kepada anak-anak, keluarga korban, dan orang yang mereka cintai,” imbau UNICEF.
"Kami berduka dengan keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dalam serangan yang tidak masuk akal ini," kata Kepala UNICEF, Catherine Russell, dalam tweetnya.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB, UNESCO, juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban.
“Serangan terhadap sekolah, siswa dan pendidik, adalah serangan terhadap hak atas pendidikan," tulis badan tersebut di Twitter.
“Tidak ada yang harus menjadi target,” demikian sambungan pernyataan itu.
Menurut pihak berwenang, penyerang - dilaporkan seorang mantan perwira polisi - bunuh diri setelah menargetkan orang-orang dengan pistol dan pisau di sebuah pusat penitipan anak di provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand utara.
Dia dilaporkan melarikan diri dari tempat kejadian, setelah menembak dan menikam korbannya, sebelum membunuh dirinya sendiri dan keluarganya, menyusul operasi besar-besaran polisi memburu pelaku penyerangan.
(ian)
tulis komentar anda