Gereja Orthodoks Rusia Tak Terima Jika Hagia Sophia Jadi Masjid
Minggu, 05 Juli 2020 - 06:01 WIB
ISTANBUL - Pejabat Gereja Orthodoks Rusia menyatakan mengubah monumen Hagia Sophia di Istanbul dari museum menjadi masjid tak akan bisa diterima.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengusulkan mengembalikan status masjid di Hagia Sophia yang saat ini menjadi salah satu monumen paling banyak dikunjungi di Turki.
Hagia Sophia merupakan bangunan abad keenam yang penting bagi Bizantium Kristen dan Ottoman Muslim. Bangunan itu pun diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
“Kita tidak bisa kembali ke Abad Pertengahan sekarang,” papar Metropolitan Hilarion, ketua departemen hubungan gereja eksternal Patriarkhat Moskow, dilansir kantor berita Interfax.
“Kita hidup dalam dunia multikutub, kita hidup dalam dunia multi-pengakuan dan kita perlu menghormati perasaan orang-orang beriman,” tutur dia.
“Kami yakin bahwa kondisi sekarang ini aksi yang tak dapat diterima melanggar kebebasan beragama,” kata dia.
Pengadilan Turki awal pekan ini memeriksa kasus untuk mengubah gedung itu kembali menjadi masjid dan akan mengumumkan keputusannya pada bulan ini.
Kasus pengadilan yang diajukan NGO untuk pelestarian monumen bersejarah itu menggugat legalitas keputusan pada 1934, pada awal era negara Turki sekuler Mustafa Kemal Ataturk, untuk mengubah Hagia Sophia dari masjid menjadi museum.
Usulan itu dikritik oleh para pemimpin agama dan politik lainnya.
Patriarkh Ekumenikal Bartholomew, pemimpin spiritual sekitar 300 juta Kristen Orthodoks dunia dan berbasis di Istanbul menyatakan mengubah bangunan itu menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen dan akan memecah Timur dan Barat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan pemerintah Yunani juga mendesak Turki mempertahankan bangunan itu sebagai museum. (Lihat Infografis: 8 Jalur Perdagangan Kuno Peradaban Manusia)
Erdogan menganggap berbagai kritik asing atas usulan itu adalah serangan pada kedaulatan Turki. (Lihat Video: Wisuda Drive Thru, Wisudawan Gunakan Andong Hingga Mobil Listrik)
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengusulkan mengembalikan status masjid di Hagia Sophia yang saat ini menjadi salah satu monumen paling banyak dikunjungi di Turki.
Hagia Sophia merupakan bangunan abad keenam yang penting bagi Bizantium Kristen dan Ottoman Muslim. Bangunan itu pun diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
“Kita tidak bisa kembali ke Abad Pertengahan sekarang,” papar Metropolitan Hilarion, ketua departemen hubungan gereja eksternal Patriarkhat Moskow, dilansir kantor berita Interfax.
“Kita hidup dalam dunia multikutub, kita hidup dalam dunia multi-pengakuan dan kita perlu menghormati perasaan orang-orang beriman,” tutur dia.
“Kami yakin bahwa kondisi sekarang ini aksi yang tak dapat diterima melanggar kebebasan beragama,” kata dia.
Pengadilan Turki awal pekan ini memeriksa kasus untuk mengubah gedung itu kembali menjadi masjid dan akan mengumumkan keputusannya pada bulan ini.
Kasus pengadilan yang diajukan NGO untuk pelestarian monumen bersejarah itu menggugat legalitas keputusan pada 1934, pada awal era negara Turki sekuler Mustafa Kemal Ataturk, untuk mengubah Hagia Sophia dari masjid menjadi museum.
Usulan itu dikritik oleh para pemimpin agama dan politik lainnya.
Patriarkh Ekumenikal Bartholomew, pemimpin spiritual sekitar 300 juta Kristen Orthodoks dunia dan berbasis di Istanbul menyatakan mengubah bangunan itu menjadi masjid akan mengecewakan umat Kristen dan akan memecah Timur dan Barat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan pemerintah Yunani juga mendesak Turki mempertahankan bangunan itu sebagai museum. (Lihat Infografis: 8 Jalur Perdagangan Kuno Peradaban Manusia)
Erdogan menganggap berbagai kritik asing atas usulan itu adalah serangan pada kedaulatan Turki. (Lihat Video: Wisuda Drive Thru, Wisudawan Gunakan Andong Hingga Mobil Listrik)
(sya)
tulis komentar anda