5 Negara yang Setuju Menambah Sanksi untuk Rusia

Selasa, 04 Oktober 2022 - 00:30 WIB
5 Negara yang Setuju Menambah Sanksi untuk Rusia. FOTO/Reuters
JAKARTA - Beberapa negara telah memberikan sanksi untuk Rusia , setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan di kedua wilayah Ukraina Timur, Donetsk, dan Luhansk.

Sanksi adalah hukuman yang bisa dijatuhkan oleh suatu negara ke negara lain. Pemberian sanksi diyakini bisa menghentikan tindakan agresif dari satu negara yang melanggar hukum internasional. Berikut 5 negara yang setuju menambah sanksi untuk Rusia.



1. Amerika Serikat (AS)

Negara ini telah menjatuhkan keputusan dengan menambah sanksi untuk 278 anggota parlemen Rusia dan juga menargetkan 14 orang yang memiliki kaitan dengan industri pertahanan Rusia. Amerika Serikat juga mengatakan bahwa Ia menargetkan organisasi di luar Rusia yang telah memberikan dukungan untuk militer Rusia yang menyerang wilayah Ukraina.



Selain itu, negara ini juga telah melarang Rusia untuk melakukan transaksi pembayaran utang dengan menggunakan mata uang asing yang disimpan di bank-bank Amerika Serikat. Tak hanya itu, kegiatan impor ataupun ekspor minyak dan gas Rusia serta penerbangan Rusia dari Wilayah Amerika Serikat juga dilarang.

2. Uni Eropa (UE)

Uni Eropa telah mengeluarkan sanksi dengan menempatkan politisi ataupun pejabat Rusia kedalam daftar hitam, melarang adanya perdagangan obligasi negara Rusia. Tak hanya itu, UE juga akan melarang impor minyak dan telah memberhentikan kegiatan impor batubara Rusia. UE pun juga sudah melakukan larangan untuk semua penerbangan Rusia.

Langkah yang diambil oleh UE ini memiliki tujuan untuk menargetkan kemampuan negara dan pemerintahan Rusia serta membatasi pembiayaan kebijakan yang meningkat agar dengan jelas mereka merasakan konsekuensi ekonomi dari tindakan illegal dan agresif mereka. Selain minyak, ada pula beberapa negara yang memberikan sanksi dengan memberhentikan
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More