Mantan Bos CIA Ungkap Apa Saja yang akan Dibom AS Jika Rusia Nuklir Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Purnawirawan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) David Petraeus meramalkan Washington akan memimpin respons yang menghancurkan terhadap setiap serangan nuklir Rusia di Ukraina.
Menurut mantan bos CIA itu, AS akan memimpin NATO untuk memusnahkan semua pasukan dan pangkalan militer Moskow di wilayah tersebut.
Patraeus menjadi direktur CIA setelah strategi kontra-pemberontakannya gagal di Afghanistan. Dia mengatakan kepada ABC News pada Minggu (2/10/2022) bahwa, “Kami akan merespons dengan memimpin NATO, upaya kolektif, yang akan mengalahkan setiap kekuatan konvensional Rusia yang dapat kami lihat dan identifikasi di medan perang di Ukraina dan juga di Crimea dan setiap kapal di Laut Hitam.”
Pensiunan jenderal itu tidak menyebut secara spesifik tentang bagaimana pasukan NATO akan mempermudah pekerjaan militer Rusia.
Dia mengakui berbicara secara hipotetis dan tidak mengetahui rencana pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Patraeus menambahkan, “Washington harus menghindari pertukaran nuklir-untuk-nuklir, tetapi Anda harus menunjukkan bahwa ini tidak dapat diterima dengan cara apa pun."
Dalam skenario seperti itu, AS akan berperang langsung dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, karena Presiden Vladimir Putin memperingatkan bulan lalu bahwa Moskow akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyatnya jika integritas teritorial negara itu dalam bahaya.
Gedung Putih menafsirkannya sebagai ancaman penggunaan nuklir terhadap Ukraina, dan menanggapinya dengan mengancam “konsekuensi bencana.”
Menurut mantan bos CIA itu, AS akan memimpin NATO untuk memusnahkan semua pasukan dan pangkalan militer Moskow di wilayah tersebut.
Patraeus menjadi direktur CIA setelah strategi kontra-pemberontakannya gagal di Afghanistan. Dia mengatakan kepada ABC News pada Minggu (2/10/2022) bahwa, “Kami akan merespons dengan memimpin NATO, upaya kolektif, yang akan mengalahkan setiap kekuatan konvensional Rusia yang dapat kami lihat dan identifikasi di medan perang di Ukraina dan juga di Crimea dan setiap kapal di Laut Hitam.”
Pensiunan jenderal itu tidak menyebut secara spesifik tentang bagaimana pasukan NATO akan mempermudah pekerjaan militer Rusia.
Dia mengakui berbicara secara hipotetis dan tidak mengetahui rencana pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
Patraeus menambahkan, “Washington harus menghindari pertukaran nuklir-untuk-nuklir, tetapi Anda harus menunjukkan bahwa ini tidak dapat diterima dengan cara apa pun."
Dalam skenario seperti itu, AS akan berperang langsung dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, karena Presiden Vladimir Putin memperingatkan bulan lalu bahwa Moskow akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi Rusia dan rakyatnya jika integritas teritorial negara itu dalam bahaya.
Gedung Putih menafsirkannya sebagai ancaman penggunaan nuklir terhadap Ukraina, dan menanggapinya dengan mengancam “konsekuensi bencana.”