Snowden Kedua: Karyawan NSA Coba Jual Rahasia Peretasan AS

Jum'at, 30 September 2022 - 18:26 WIB
Karyawan NSA coba jual rahasai peretasan AS. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON - Seorang mantan karyawan di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), NSA, telah didakwa karena mencoba memberikan informasi rahasia kepada seseorang yang dia yakini bekerja untuk pemerintah asing. Hal itu diungkapkan Departemen Kehakiman AS.

Departemen Kehakiman AS mengumumkan tuduhan spionase terhadap Jareh Dalke (30), mengklaim mantan perancang keamanan sistem informasi NSA itu berusaha menjual informasi sensitif kepada agen FBI yang menyamar sebagai agen intelijen asing antara bulan Juli dan Agustus.

“Dalke mengatakan kepada individu itu bahwa dia telah mengambil informasi yang sangat sensitif yang berkaitan dengan penargetan asing terhadap sistem AS, dan informasi tentang operasi dunia maya AS, di antara topik lainnya,” kata Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (30/9/2022).



Badan itu menambahkan bahwa pekerja NSA itu mengirimkan kutipan dari tiga dokumen rahasia kepada agen FBI yang menyamar untuk membuktikan bahwa dia memiliki materi tersebut.



Dua dari dokumen-dokumen itu ditandai Top Secret, sedangkan yang ketiga berada pada tingkat klasifikasi yang lebih rendah.

Agen yang menyamar akhirnya mengirim Dalke sejumlah mata uang kripto yang tidak ditentukan untuk mendapatkan informasi tersebut, dan Dalke berjanji untuk memberikan lebih banyak dengan imbalan USD85.000 atau sekitar Rp1,2 miliar.

Sementara Departemen Kehakiman AS mencatat pria itu menjabat sebagai pegawai keamanan siber di NSA untuk waktu yang singkat antara 6 Juni dan 1 Juli. Dikatakan bahwa Dalke tidak lagi bekerja untuk badan tersebut ketika berkomunikasi dengan agen FBI.

Dia dikatakan telah "mendaftar ulang ke NSA" pada bulan Agustus setelah mengambil "tugas sementara di lokasi lapangan" di lembaga pemerintah lain, meskipun tidak jelas mengapa dia berhenti bekerja untuk agen mata-mata itu.

Dalke diduga setuju untuk mengirimkan materi tambahan menggunakan koneksi aman yang dibuat oleh FBI di lokasi publik di Denver, Colorado, tetapi ditangkap ketika ia mencoba pergi ke situs tersebut pada hari Rabu.



Dia menghadapi tiga tuduhan karena melanggar Undang-Undang Spionase, undang-undang era Perang Dunia I yang membawa kemungkinan hukuman mati.

Kasus ini mengingatkan pada apa yang dilakukan oleh Edward Snowden. Pria yang kini telah menjadi warga negara Rusia itu menjadi buruan otoritas keamanan AS setelah membocorkan dokumen rahasia milik NSA.

Snowden diburuatas tuduhan spionase terkait kebocoran file besar-besaran tahun 2013 yang mengungkapkan operasi pengawasan NSA yang luas, yang menargetkan warga sipil Amerika ke tingkat yang jauh lebih besar daripada yang diketahui publik sebelumnya.

Namun, alih-alih merilis dokumen itu sendiri, dia menjangkau sekelompok kecil jurnalis dan pembuat film termasuk Glenn Greenwald dan Laura Poitras, menginstruksikan mereka menyusun dan menerbitkannya sesuai kebutuhan.

Publikasi beberapa dokumen yang mengganggu bersama dokumen sumber mereka di Washington Post, The Guardian, dan outlet media lainnya menyebabkan Washington menyerukan kepala Snowden.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More