Profil The Temple Institute, Organisasi Yahudi yang Menemukan Sapi Merah Israel
Jum'at, 30 September 2022 - 00:15 WIB
JAKARTA - The Temple Institute merupakan kelompok aktivis Yahudi yang mendedikasikan diri mereka untuk sebuah proyek pembangunan kuil ketiga di Yerusalem dengan mengembangbiakkan sapi merah sempurna.
Melansir dari The Guardian, selama beberapa dekade, orang orang Yahudi menganut kepercayaan yang melibatkan mereka ke dalam pencarian untuk menemukan sapi merah tersebut.
Saat ini organisasi tersebut telah mengumumkan rencananya untuk mengembang biakkan sapi merahnya sendiri menggunakan teknik surrogacy yang merupakan proses 'menitipkan' anak di dalam rahim betina lain lain.
Organisasi ini bahkan siap menyediakan $ 125.000 untuk proyek sapi tersebut mulai dari proses implantasi embrio, perawatan hingga identifikasi kandidat yang nantinya akan dikembang biakkan.
Melansir dari templeinstitute.org, The Temple Institute telah berdiri sejak tahun 1987 yang merupakan organisasi pendidikan dan keagamaan nirlaba yang terletak di kawasan Yahudi di Kota Tua Yerusalem.
Fokus utama The Temple Institute mencapai sebuah tujuan yang berdasarkan Taurat yang sering mengungkapkan tentang ujaran "bait suci".
Rabbi Yisrael Ariel, pendiri dan kepala The Temple Institute. Dia merupakan pemimpin spiritual kota Yamit di Sinai, yang dibongkar sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Mesir.
Organisasi ini bahkan telah membentuk departemen internasional yang memiliki tujuan untuk melakukan ajaran ajaran yang berkaitan dengan kepercayaan mereka.
Program pendidikan, hingga jangkauan sosial media telah dilakukan demi ajaran tersebut. Departemen Internasional ini akan menyelenggarakan, dan berpartisipasi dalam, ceramah dan konferensi Alkitab di seluruh dunia.
Sementara untuk departemen penelitiannya dipimpin oleh Rabi Azaria Ariel. Sebuah tim yang terdiri dari beberapa pemuka agama, ilmuwan, dan pakar lain ini selalu disibukkan dengan mempelajari berbagai ilmu yang berhubungan dengan Bait Suci.
Termasuk juga setiap sapi merah sempurna yang nantinya akan dikembang biakkan oleh departemen ini. Organisasi ini memiliki pemahaman bahwa lembu merah merupakan makhluk yang datang dari dunia lain atau sangat langka sehingga keberadaannya perlu dilestarikan.
Hal ini juga terdapat di dalam Taurat yang menyebutkan "Inilah peraturan hukum yang telah Tuhan perintahkan, dengan mengatakan, Berbicaralah kepada anak-anak Israel, bahwa mereka membawakanmu seekor lembu jantan merah yang tidak bercacat, yang tidak bercela, dan tidak pernah ada".
Padahal kenyataannya sapi jenis ini terdapat banyak sekali di dunia dengan spesies yang berbeda beda. Meski begitu orang Yahudi tetap teguh dengan kepercayaannya ini.
Sumber:
https://www.theguardian.com/world/2015/aug/10/jewish-activists-crowd-funding-breed-red-heifer-third-temple-cow
https://www.timesofisrael.com/red-heifer-temple-institute/
https://templeinstitute.org/
Melansir dari The Guardian, selama beberapa dekade, orang orang Yahudi menganut kepercayaan yang melibatkan mereka ke dalam pencarian untuk menemukan sapi merah tersebut.
Saat ini organisasi tersebut telah mengumumkan rencananya untuk mengembang biakkan sapi merahnya sendiri menggunakan teknik surrogacy yang merupakan proses 'menitipkan' anak di dalam rahim betina lain lain.
Organisasi ini bahkan siap menyediakan $ 125.000 untuk proyek sapi tersebut mulai dari proses implantasi embrio, perawatan hingga identifikasi kandidat yang nantinya akan dikembang biakkan.
Melansir dari templeinstitute.org, The Temple Institute telah berdiri sejak tahun 1987 yang merupakan organisasi pendidikan dan keagamaan nirlaba yang terletak di kawasan Yahudi di Kota Tua Yerusalem.
Fokus utama The Temple Institute mencapai sebuah tujuan yang berdasarkan Taurat yang sering mengungkapkan tentang ujaran "bait suci".
Rabbi Yisrael Ariel, pendiri dan kepala The Temple Institute. Dia merupakan pemimpin spiritual kota Yamit di Sinai, yang dibongkar sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Mesir.
Organisasi ini bahkan telah membentuk departemen internasional yang memiliki tujuan untuk melakukan ajaran ajaran yang berkaitan dengan kepercayaan mereka.
Program pendidikan, hingga jangkauan sosial media telah dilakukan demi ajaran tersebut. Departemen Internasional ini akan menyelenggarakan, dan berpartisipasi dalam, ceramah dan konferensi Alkitab di seluruh dunia.
Sementara untuk departemen penelitiannya dipimpin oleh Rabi Azaria Ariel. Sebuah tim yang terdiri dari beberapa pemuka agama, ilmuwan, dan pakar lain ini selalu disibukkan dengan mempelajari berbagai ilmu yang berhubungan dengan Bait Suci.
Termasuk juga setiap sapi merah sempurna yang nantinya akan dikembang biakkan oleh departemen ini. Organisasi ini memiliki pemahaman bahwa lembu merah merupakan makhluk yang datang dari dunia lain atau sangat langka sehingga keberadaannya perlu dilestarikan.
Hal ini juga terdapat di dalam Taurat yang menyebutkan "Inilah peraturan hukum yang telah Tuhan perintahkan, dengan mengatakan, Berbicaralah kepada anak-anak Israel, bahwa mereka membawakanmu seekor lembu jantan merah yang tidak bercacat, yang tidak bercela, dan tidak pernah ada".
Padahal kenyataannya sapi jenis ini terdapat banyak sekali di dunia dengan spesies yang berbeda beda. Meski begitu orang Yahudi tetap teguh dengan kepercayaannya ini.
Sumber:
https://www.theguardian.com/world/2015/aug/10/jewish-activists-crowd-funding-breed-red-heifer-third-temple-cow
https://www.timesofisrael.com/red-heifer-temple-institute/
https://templeinstitute.org/
(esn)
tulis komentar anda