Fenomena Sapi Merah Sempurna Gemparkan Israel, dari Nabi Musa hingga Sekarang
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel telah mendatangkan lima sapi dara merah sempurna dari sebuah peternakan di Texas, Amerika Serikat (AS), untuk ritual Yahudi.
Keberadaan sapi merah sempurna ini telah menarik perhatian publik Israel, terutama umat Yahudi. Hewan itu dianggap menyerupai apa yang diperintahkan Tuhan seperti yang tertulis dalam Taurat.
Kisah sapi merah sempurna juga diabadikan di dalam kitab suci Al-Qur'an, yakni pada Surah Al-Baqarah. Sekadar diketahui, makna tekstual bahasa Arab dari Al-Baqarah adalah sapi betina.
Zaman Nabi Musa
Salah satu peristiwa terkenal tentang sapi betina merah pernah terjadi pada zaman Nabi Musa, seperti tertulis dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah.
Ibn Katsir, salah satu ulama yang menfasirkan peristiwa dalam Surah Al-Baqarah, mengatakan itu adalah peristiwa di kalangan Bani Israil, di mana ada lelaki kaya raya yang tidak punya anak.
Satu-satunya ahli warisnya adalah anak saudaranya. Barangkali tidak sabar menunggu untuk mendapatkan warisan, maka sang keponakan membunuh pamannya.
Kemudian malam-malam dia mengangkat dan meletakkan jenazah pamannya itu di depan rumah seseorang dari Bani Israil. Besoknya sebagian masyarakat menuduh yang punya rumahlah sebagai pelaku, namun tuduhan itu dibantah yang kemudian terjadi pertengkaran.
Seseorang dari mereka mengusulkan agar mendatangi Nabi Musa dan menanyakan siapa sebenarnya yang membunuh lelaki kaya tersebut.
Keberadaan sapi merah sempurna ini telah menarik perhatian publik Israel, terutama umat Yahudi. Hewan itu dianggap menyerupai apa yang diperintahkan Tuhan seperti yang tertulis dalam Taurat.
Kisah sapi merah sempurna juga diabadikan di dalam kitab suci Al-Qur'an, yakni pada Surah Al-Baqarah. Sekadar diketahui, makna tekstual bahasa Arab dari Al-Baqarah adalah sapi betina.
Zaman Nabi Musa
Salah satu peristiwa terkenal tentang sapi betina merah pernah terjadi pada zaman Nabi Musa, seperti tertulis dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah.
Ibn Katsir, salah satu ulama yang menfasirkan peristiwa dalam Surah Al-Baqarah, mengatakan itu adalah peristiwa di kalangan Bani Israil, di mana ada lelaki kaya raya yang tidak punya anak.
Satu-satunya ahli warisnya adalah anak saudaranya. Barangkali tidak sabar menunggu untuk mendapatkan warisan, maka sang keponakan membunuh pamannya.
Kemudian malam-malam dia mengangkat dan meletakkan jenazah pamannya itu di depan rumah seseorang dari Bani Israil. Besoknya sebagian masyarakat menuduh yang punya rumahlah sebagai pelaku, namun tuduhan itu dibantah yang kemudian terjadi pertengkaran.
Seseorang dari mereka mengusulkan agar mendatangi Nabi Musa dan menanyakan siapa sebenarnya yang membunuh lelaki kaya tersebut.