Media Belanda: Uskup Belo Peraih Nobel Perdamaian Diduga Lakukan Kekerasan Seksual Anak

Kamis, 29 September 2022 - 10:47 WIB
Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, petinggi Gereja Katolik Timor Leste yang raih Hadiah Nobel Perdamaian. Laporan investigasi mengungkap dia diduga melakukan kejahatan seks terhadap anak-anak. Foto/REUTERS/Jason Reed
DILI - Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo adalah salah satu petinggi Gereja Katolik Timor Leste . Dia merupakan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dan bagian dari pahlawan nasional di negara bekas provinsi Indonesia tersebut.

Namun, hasil investigasi media Belanda De Groene Amsterdammer mengungkap bahwa Uskup Belo diduga sebagai penjahat seks anak. Dugaan kejahatan seksual dia lakukan selama bertahun-tahun.

Gereja Katolik sudah memberlakukan pembatasan perjalanan untuk Belo.

Media Belanda, dalam laporan investigasinya, mengutip pengakuan para korban dugaan kejahatan seksual Uskup Belo.

Paulo—nama samaran—menceritakan dugaan kejahatan yang dia alami.





Saat itu hari Minggu pagi. Paulo berdiri di antara umat lainnya mendengarkan dengan penuh perhatian misa yang diadakan Uskup Belo di taman tropis di kediamannya di Dili, Ibu Kota Timor Leste.

Setelah misa, Belo berjalan ke arah Paulo, yang saat itu masih remaja berusia antara 15 atau 16 tahun.

"Dia meminta saya untuk datang ke tempatnya," kata Paulo, yang sekarang berusia 42 tahun. Dia ingin tetap anonim demi privasi dan keselamatan dirinya dan keluarganya.

Dia mengatakan suatu kehormatan baginya diundang oleh Uskup Belo. "Saya sangat senang," katanya.

Uskup Belo bukan hanya pemimpin kuat gereja Katolik Roma di Timor Leste, tetapi juga pahlawan nasional dan mercusuar harapan bagi rakyat di negara itu.

Dia pernah berbicara untuk rakyat di negara itu, yang menurutnya sangat menderita di bawah pendudukan Indonesia yang ekstrem dan kejam (1975-1999). Dia kala itu juga menuntut penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) dan penentuan nasib sendiri.

Kembali ke cerita Paulo, pada sore hari tanpa curiga Paulo pergi ke kediaman Uskup Belo di jalan pesisir Dili dengan pemandangan laut yang indah.

Malam itu Belo membawanya ke kamar tidurnya. "Uskup melepas celana saya, mulai menyentuh saya secara seksual dan melakukan seks oral pada saya," kata Paulo.

Bingung dan kaget remaja itu tertidur. Ketika dia bangun, "Dia memberi saya sejumlah uang," kenangnya.

"Di pagi hari saya lari cepat. Saya sedikit takut. Saya merasa sangat aneh."

Paulo merasa malu, sampai dia menyadari: "Ini bukan salah saya. Dia telah mengundang saya. Dia adalah imam. Dia adalah seorang uskup. Dia memberi kami makanan, dan berbicara baik pada saya. Dia mengambil keuntungan dari situasi itu."

Dia menambahkan: "Saya pikir: ini menjijikkan. Saya tidak akan pergi ke sana lagi."

Paulo tidak memberi tahu siapa pun tentang pelecehan dan eksploitasi seksual tersebut. Itu terjadi sekali, sekali itu.

Tapi itu tidak berlaku untuk Roberto, yang sekarang berusia 45 tahun, yang juga memutuskan untuk tetap anonim.

Baik Paulo maupun Roberto kemudian menetap di luar negeri untuk membangun kehidupan mereka.

Roberto becerita ada suasana kegembiraan di kotanya tinggal saat itu, di mana pesta gereja sedang berlangsung.

Orang-orang senang karena bahkan uskup telah datang. Sementara Roberto menonton pertunjukan dan mendengarkan musik, mata Uskup Belo tertuju padanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More