17 Tewas dalam Aksi Protes Kematian Mahsa Amini di Iran
Jum'at, 23 September 2022 - 03:45 WIB
Perempuan telah memainkan peran penting dalam aksi demonstrasi kali ini. Mereka melambaikan dan membakar cadar mereka. Beberapa wanita bahkan memotong rambut mereka di depan umum sebagai tantangan langsung kepada para pemimpin ulama.
Para pengunjuk rasa di Teheran dan kota-kota lain membakar kantor polisi dan kendaraan karena kemarahan publik atas kematian itu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan laporan pasukan keamanan diserang.
Dalam sebuah pernyataan, Pengawal Revolusi Iran menyatakan simpati kepada keluarga dan kerabat Amini. "Kami telah meminta pengadilan untuk mengidentifikasi mereka yang menyebarkan berita palsu dan desas-desus di media sosial serta di jalan dan yang membahayakan keselamatan psikologis masyarakat dan untuk menangani mereka dengan tegas," kata Garda Revolusi Iran, yang telah menindak protes di masa lalu.
Kementerian Intelijen Iran juga mencoba untuk memecah momentum demonstrasi, dengan mengatakan bahwa menghadiri protes adalah ilegal dan siapa pun yang ambil bagian akan menghadapi tuntutan, situs berita Iran melaporkan.
Protes pro-pemerintah direncanakan pada hari Jumat dan beberapa pengunjuk rasa telah turun ke jalan, kata media Iran. Kepala Kehakiman Gholamhossein Mohseni Ejei telah memerintahkan tindakan cepat dalam kasus perusuh untuk "menjaga keamanan dan kedamaian warga", lapor berita Tasnim.
Amerika Serikat pada hari Kamis menjatuhkan sanksi pada polisi moral Iran, menuduh mereka melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap wanita Iran dan melanggar hak-hak pengunjuk rasa Iran yang damai, kata Departemen Keuangan AS.
Sebagian besar aksi protes terkonsentrasi di barat laut Iran yang berpenduduk Kurdi, tetapi telah menyebar ke ibu kota dan setidaknya 50 kota besar dan kecil, dengan polisi menggunakan kekuatan untuk membubarkan pengunjuk rasa. Amini sendiri berasal dari provinsi Kurdistan.
Para pengunjuk rasa di Teheran dan kota-kota lain membakar kantor polisi dan kendaraan karena kemarahan publik atas kematian itu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan laporan pasukan keamanan diserang.
Dalam sebuah pernyataan, Pengawal Revolusi Iran menyatakan simpati kepada keluarga dan kerabat Amini. "Kami telah meminta pengadilan untuk mengidentifikasi mereka yang menyebarkan berita palsu dan desas-desus di media sosial serta di jalan dan yang membahayakan keselamatan psikologis masyarakat dan untuk menangani mereka dengan tegas," kata Garda Revolusi Iran, yang telah menindak protes di masa lalu.
Kementerian Intelijen Iran juga mencoba untuk memecah momentum demonstrasi, dengan mengatakan bahwa menghadiri protes adalah ilegal dan siapa pun yang ambil bagian akan menghadapi tuntutan, situs berita Iran melaporkan.
Protes pro-pemerintah direncanakan pada hari Jumat dan beberapa pengunjuk rasa telah turun ke jalan, kata media Iran. Kepala Kehakiman Gholamhossein Mohseni Ejei telah memerintahkan tindakan cepat dalam kasus perusuh untuk "menjaga keamanan dan kedamaian warga", lapor berita Tasnim.
Amerika Serikat pada hari Kamis menjatuhkan sanksi pada polisi moral Iran, menuduh mereka melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap wanita Iran dan melanggar hak-hak pengunjuk rasa Iran yang damai, kata Departemen Keuangan AS.
Sebagian besar aksi protes terkonsentrasi di barat laut Iran yang berpenduduk Kurdi, tetapi telah menyebar ke ibu kota dan setidaknya 50 kota besar dan kecil, dengan polisi menggunakan kekuatan untuk membubarkan pengunjuk rasa. Amini sendiri berasal dari provinsi Kurdistan.
(esn)
tulis komentar anda