Serbia Peringatkan Perang Global Segera Terjadi, Negara-negara Kecil Waspadalah!
Rabu, 21 September 2022 - 17:09 WIB
BELGRADE - Presiden Serbia Aleksandar Vucic memperingatkan dunia sedang mendekati konflik besar yang tak pernah terlihat sejak 1945.
Vucic memperingatkan pada Selasa (20/9/2022), setelah hari pertama sesi Majelis Umum PBB (UNGA) di New York. “Negara-negara kecil tidak dapat mengharapkan kabar baik ke depan,” ungkap Vucic.
“Anda melihat krisis di setiap bagian dunia,” ungkap Vucic kepada badan penyiar negara Serbia RTS.
Dia mencatat bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membuat prediksi suram dalam pidato utamanya di UNGA.
“Saya pikir prediksi realistis seharusnya lebih gelap,” papar Vucic. “Posisi kami bahkan lebih buruk, karena PBB telah melemah dan kekuatan besar telah mengambil alih dan secara praktis menghancurkan tatanan PBB selama beberapa dekade terakhir.”
Ditanya tentang pidato mendatang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Vucic mengatakan tidak sulit untuk memprediksi garis besarnya.
“Saya berasumsi kita meninggalkan fase operasi militer khusus dan mendekati konflik bersenjata besar, dan sekarang pertanyaannya menjadi di mana garisnya, dan apakah setelah waktu tertentu, mungkin satu atau dua bulan, bahkan, kita akan memasuki konflik besar dunia tidak terlihat sejak Perang Dunia Kedua,” papar dia.
“Bagi kita semua (negara-negara) kecil yang hanya ingin aman dan memberikan keamanan kepada warga kita, tidak ada kabar baik atau mudah. Saya berharap semuanya ke depan melibatkan hubungan yang lebih rumit antara Barat dan Rusia, tetapi juga antara Barat dan China,” tambah presiden Serbia itu.
Vucic sendiri bermaksud berpidato di negara itu pekan depan, untuk memberi tahu orang-orang Serbia tentang "keputusan penting" yang ingin dibuat oleh pemerintahnya.
Serbia telah berada di bawah tekanan luar biasa dari Uni Eropa (UE) dan NATO untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan berpihak pada Barat, tetapi Vucic tetap mempertahankan netralitas sambil bersikeras Beograd bertujuan bergabung dengan UE di beberapa titik di masa depan.
Brussels telah memberi tahu Beograd bahwa prasyarat untuk itu adalah mengakui provinsi Kosovo yang memisahkan diri, namun Vucic telah bersumpah tidak pernah melakukannya.
Rusia dan China adalah di antara separuh pemerintah dunia yang belum mengakui Kosovo.
Kosovo diduduki NATO pada 1999 dan memproklamirkan sebagai negara merdeka pada 2008 dengan dukungan Amerika Serikat.
Vucic memperingatkan pada Selasa (20/9/2022), setelah hari pertama sesi Majelis Umum PBB (UNGA) di New York. “Negara-negara kecil tidak dapat mengharapkan kabar baik ke depan,” ungkap Vucic.
“Anda melihat krisis di setiap bagian dunia,” ungkap Vucic kepada badan penyiar negara Serbia RTS.
Dia mencatat bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membuat prediksi suram dalam pidato utamanya di UNGA.
“Saya pikir prediksi realistis seharusnya lebih gelap,” papar Vucic. “Posisi kami bahkan lebih buruk, karena PBB telah melemah dan kekuatan besar telah mengambil alih dan secara praktis menghancurkan tatanan PBB selama beberapa dekade terakhir.”
Ditanya tentang pidato mendatang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Vucic mengatakan tidak sulit untuk memprediksi garis besarnya.
“Saya berasumsi kita meninggalkan fase operasi militer khusus dan mendekati konflik bersenjata besar, dan sekarang pertanyaannya menjadi di mana garisnya, dan apakah setelah waktu tertentu, mungkin satu atau dua bulan, bahkan, kita akan memasuki konflik besar dunia tidak terlihat sejak Perang Dunia Kedua,” papar dia.
“Bagi kita semua (negara-negara) kecil yang hanya ingin aman dan memberikan keamanan kepada warga kita, tidak ada kabar baik atau mudah. Saya berharap semuanya ke depan melibatkan hubungan yang lebih rumit antara Barat dan Rusia, tetapi juga antara Barat dan China,” tambah presiden Serbia itu.
Vucic sendiri bermaksud berpidato di negara itu pekan depan, untuk memberi tahu orang-orang Serbia tentang "keputusan penting" yang ingin dibuat oleh pemerintahnya.
Serbia telah berada di bawah tekanan luar biasa dari Uni Eropa (UE) dan NATO untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan berpihak pada Barat, tetapi Vucic tetap mempertahankan netralitas sambil bersikeras Beograd bertujuan bergabung dengan UE di beberapa titik di masa depan.
Brussels telah memberi tahu Beograd bahwa prasyarat untuk itu adalah mengakui provinsi Kosovo yang memisahkan diri, namun Vucic telah bersumpah tidak pernah melakukannya.
Rusia dan China adalah di antara separuh pemerintah dunia yang belum mengakui Kosovo.
Kosovo diduduki NATO pada 1999 dan memproklamirkan sebagai negara merdeka pada 2008 dengan dukungan Amerika Serikat.
(sya)
tulis komentar anda