Rencana Israel Caplok Tepi Barat Membuat Fatah dan Hamas Bersatu
Jum'at, 03 Juli 2020 - 06:28 WIB
RAMALLAH - Fatah dan Hamas, dua faksi Palestina yang selama ini berseteru, berjanji untuk bersatu guna melawan rencana Israel mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang telah diduduki.
Janji bersatu disampaikan kedua pihak dalam sebuah konferensi pers bersama yang langka pada hari Kamis.
"Kami akan memberlakukan semua langkah yang diperlukan untuk memastikan persatuan nasional dalam upaya menentang aneksasi," kata pejabat senior Fatah Jibril Rajub di Ramallah pada konferensi pers virtual dengan pejabat Hamas Saleh al-Arouri yang berada di Beirut, Lebanon.
"Hari ini, kami ingin berbicara dengan satu suara," kata Rajub, seperti dikutip AFP, Jumat (3/7/2020). (Baca: Israel Hendak Caplok Tepi Barat: Dunia Menentang, AS Beri Lampu Hijau )
Fatah, mengendalikan pemerintah Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah. Sedangkan kelompok Islam Hamas mengelola Jalur Gaza. Kedua faksi Palestina ini terpecah selama lebih dari satu dekade.
Konferensi pers bersama didorong oleh tekad bersama mereka dalam menentang proposal perdamaian Timur Tengah rancangan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Proposal yang dijuluki sebagai "Kesepakatan Abad Ini" tersebut membuka jalan bagi Israel untuk mencaplok sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat yang diduduki, termasuk pemukiman Yahudi di wilayah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional dan Lembah Yordan.
Janji bersatu disampaikan kedua pihak dalam sebuah konferensi pers bersama yang langka pada hari Kamis.
"Kami akan memberlakukan semua langkah yang diperlukan untuk memastikan persatuan nasional dalam upaya menentang aneksasi," kata pejabat senior Fatah Jibril Rajub di Ramallah pada konferensi pers virtual dengan pejabat Hamas Saleh al-Arouri yang berada di Beirut, Lebanon.
"Hari ini, kami ingin berbicara dengan satu suara," kata Rajub, seperti dikutip AFP, Jumat (3/7/2020). (Baca: Israel Hendak Caplok Tepi Barat: Dunia Menentang, AS Beri Lampu Hijau )
Fatah, mengendalikan pemerintah Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah. Sedangkan kelompok Islam Hamas mengelola Jalur Gaza. Kedua faksi Palestina ini terpecah selama lebih dari satu dekade.
Konferensi pers bersama didorong oleh tekad bersama mereka dalam menentang proposal perdamaian Timur Tengah rancangan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Proposal yang dijuluki sebagai "Kesepakatan Abad Ini" tersebut membuka jalan bagi Israel untuk mencaplok sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat yang diduduki, termasuk pemukiman Yahudi di wilayah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional dan Lembah Yordan.
(min)
tulis komentar anda