Israel Hendak Caplok Tepi Barat: Dunia Menentang, AS Beri Lampu Hijau
loading...
A
A
A
NEW YORK - Komunitas internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Eropa dan dunia Arab menentang rencana Israel mencaplok tanah Palestina di Tepi Barat. Sebaliknya, Amerika Serikat (AS) memberi lampu hijau persetujuan.
PBB, Eropa dan dunia Arab memperingatkan Israel akan menghancurkan perdamaian jika nekat menjalankan rencana aneksasi wilayah Palestina tersebut.
Satu minggu sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan memulai proses aneksasi, sebuah sesi Dewan Keamanan PBB memberikan kesempatan terakhir bagi komunitas internasional untuk mendesaknya untuk mengubah arah.
"Saya meminta pemerintah Israel untuk membatalkan rencana pencaplokannya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam konferensi virtual, seperti dikutip AFP, Kamis (25/6/2020).
Koordinator PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, mengatakan pencaplokan itu dapat mengubah sifat hubungan Israel-Palestina. (Baca: Israel Siap Caplok Lembah Jordan, Orang Palestina Tak Diberi Kewarganegaraan )
"Ini berisiko meningkatkan upaya internasional lebih dari seperempat abad dalam mendukung negara masa depan Palestina yang hidup dalam perdamaian, keamanan dan saling (memberikan) pengakuan dengan Negara Israel," katanya.
Tujuh negara Eropa—Belgia, Inggris, Estonia, Prancis, Jerman, Irlandia dan Norwegia—dalam sebuah pernyataan bersama memperingatkan bahwa aneksasi akan sangat merusak prospek untuk melanjutkan kembali proses perdamaian Timur Tengah.
"Di bawah hukum internasional, pencaplokan akan memiliki konsekuensi bagi hubungan dekat kami dengan Israel dan tidak akan diakui oleh kami," bunyi pernyataan tersebut.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan pencaplokan tanah Palestina oleh Israel akan menghancurkan prospek perdamaian di masa depan dan mengancam stabilitas regional.
AS Bela Netanyahu
PBB, Eropa dan dunia Arab memperingatkan Israel akan menghancurkan perdamaian jika nekat menjalankan rencana aneksasi wilayah Palestina tersebut.
Satu minggu sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan memulai proses aneksasi, sebuah sesi Dewan Keamanan PBB memberikan kesempatan terakhir bagi komunitas internasional untuk mendesaknya untuk mengubah arah.
"Saya meminta pemerintah Israel untuk membatalkan rencana pencaplokannya," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam konferensi virtual, seperti dikutip AFP, Kamis (25/6/2020).
Koordinator PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, mengatakan pencaplokan itu dapat mengubah sifat hubungan Israel-Palestina. (Baca: Israel Siap Caplok Lembah Jordan, Orang Palestina Tak Diberi Kewarganegaraan )
"Ini berisiko meningkatkan upaya internasional lebih dari seperempat abad dalam mendukung negara masa depan Palestina yang hidup dalam perdamaian, keamanan dan saling (memberikan) pengakuan dengan Negara Israel," katanya.
Tujuh negara Eropa—Belgia, Inggris, Estonia, Prancis, Jerman, Irlandia dan Norwegia—dalam sebuah pernyataan bersama memperingatkan bahwa aneksasi akan sangat merusak prospek untuk melanjutkan kembali proses perdamaian Timur Tengah.
"Di bawah hukum internasional, pencaplokan akan memiliki konsekuensi bagi hubungan dekat kami dengan Israel dan tidak akan diakui oleh kami," bunyi pernyataan tersebut.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan pencaplokan tanah Palestina oleh Israel akan menghancurkan prospek perdamaian di masa depan dan mengancam stabilitas regional.
AS Bela Netanyahu