Wanita Muda Meninggal di Penjara, Aksi Protes Pecah di Iran: Matilah Diktator!
Minggu, 18 September 2022 - 08:30 WIB
Menurut media setempat diperlukan waktu hingga tiga minggu bagi tim medis untuk menentukan penyebab kematian Amini.
Kematian Amini memicu kecaman dari para selebriti dan tokoh terkemuka di media sosial.
Pembuat film Iran pemenang Oscar Asghar Farhadi, yang jarang bereaksi secara terbuka terhadap peristiwa di Iran, menyatakan kesedihan dan menyebut kematian Amini sebagai "kejahatan."
Sekedar informasi, setelah Revolusi Islam 1979, undang-undang Iran mewajibkan semua wanita, terlepas dari kebangsaan atau keyakinan agamanya, untuk mengenakan jilbab yang menutupi kepala dan leher sambil menutupi rambut.
Anggota polisi moral — yang secara resmi dikenal sebagai Gasht-e Irsyad (Patroli Pembimbing) — menegakkan aturan berpakaian yang ketat.
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah dikritik karena perlakuan kasar mereka terhadap orang-orang, terutama wanita muda.
Banyak wanita telah mendorong batas dengan membiarkan jilbab meluncur ke belakang dan memperlihatkan lebih banyak rambut, terutama di Teheran dan kota-kota besar lainnya.
Sejak 2017, setelah puluhan wanita secara terbuka melepas jilbab mereka dalam gelombang aksi protes, pihak berwenang telah mengambil tindakan lebih keras dan pelanggar menghadapi teguran publik, denda atau penangkapan.
Namun, para reformis politik telah mendesak parlemen Iran untuk membatalkan undang-undang hijab dan menghapuskan polisi moral.
Kematian Amini memicu kecaman dari para selebriti dan tokoh terkemuka di media sosial.
Pembuat film Iran pemenang Oscar Asghar Farhadi, yang jarang bereaksi secara terbuka terhadap peristiwa di Iran, menyatakan kesedihan dan menyebut kematian Amini sebagai "kejahatan."
Sekedar informasi, setelah Revolusi Islam 1979, undang-undang Iran mewajibkan semua wanita, terlepas dari kebangsaan atau keyakinan agamanya, untuk mengenakan jilbab yang menutupi kepala dan leher sambil menutupi rambut.
Anggota polisi moral — yang secara resmi dikenal sebagai Gasht-e Irsyad (Patroli Pembimbing) — menegakkan aturan berpakaian yang ketat.
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah dikritik karena perlakuan kasar mereka terhadap orang-orang, terutama wanita muda.
Banyak wanita telah mendorong batas dengan membiarkan jilbab meluncur ke belakang dan memperlihatkan lebih banyak rambut, terutama di Teheran dan kota-kota besar lainnya.
Sejak 2017, setelah puluhan wanita secara terbuka melepas jilbab mereka dalam gelombang aksi protes, pihak berwenang telah mengambil tindakan lebih keras dan pelanggar menghadapi teguran publik, denda atau penangkapan.
Namun, para reformis politik telah mendesak parlemen Iran untuk membatalkan undang-undang hijab dan menghapuskan polisi moral.
(ian)
tulis komentar anda