Pemimpin Pemberontak Afghanistan Serukan Perlawanan Baru terhadap Taliban

Sabtu, 17 September 2022 - 05:00 WIB
Ahmad Massoud berbicara selama wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir, Afghanistan, 5 September 2019. Foto/REUTERS/Mohammad Ismail
WINA - Pemimpin kelompok pemberontak Afghanistan Ahmad Massoud pada Jumat (16/9/2022) mendesak diaspora bersatu menemukan solusi “politik” untuk mengakhiri pemerintahan Taliban.

Dia menggambarkan seruannya sebagai awal dari “fase baru.”

Massoud yang mengepalai Front Perlawanan Nasional (NRF) mengatakan sudah waktunya untuk mencoba membawa Taliban kembali ke meja perundingan.





NRF adalah kelompok bersenjata yang melancarkan pemberontakan di Lembah Panjshir, bagian utara Afghanistan

"Kami ingin menyatukan diaspora... dan perlahan memperluas dialog dan mencapai titik di mana kami memiliki peta jalan untuk masa depan Afghanistan," ujar dia dalam konferensi di Wina.

"Kami berada di awal fase baru," papar dia.



Konferensi Wina menyatukan sekitar 30 penentang Taliban yang sebagian besar tinggal di pengasingan.

“Banyak kelompok yang baru-baru ini dibentuk di luar Afghanistan tidak senang dengan keadaan saat ini di dalam negeri,” ujar Massoud.

Dia menambahkan, “Sudah waktunya untuk mengatasi perbedaan dan menyembuhkan luka.”

“Pengambilalihan Taliban setelah pasukan pimpinan AS mundur tahun lalu telah memundurkan hak-hak perempuan dan menciptakan lahan subur bagi kelompok teroris,” papar dia.

Massoud adalah putra pejuang legendaris anti-Soviet dan anti-Taliban Ahmad Shah Massoud.

Massoud yang lebih tua, yang dikenal sebagai Singa Panjshir, dibunuh pada tahun 2001 oleh Al-Qaeda, dua hari sebelum serangan 11 September di Amerika Serikat.

Putranya sejak itu mengambil jubah melawan pasukan Taliban. Dia berulang kali mencela rezim Taliban sebagai "tidak sah."

Pasukan NRF mengumumkan serangan terhadap Taliban pada Mei, dan pertempuran berkobar lagi bulan ini.

“Tujuan kami tidak pernah untuk memperkuat perang tetapi untuk mengakhiri perang,” tegas Massoud, menyerukan dukungan internasional pada saat perhatian global terfokus pada Ukraina.

Pada Selasa Taliban mengatakan pasukan mereka telah membunuh sekitar 40 pejuang NRF.

Sehari kemudian, kelompok Taliban mengatakan mereka "mencari" video yang beredar di media sosial yang menurut NRF menunjukkan beberapa pejuangnya dieksekusi.

"Ini tidak dapat diterima, dan ini bertentangan dengan semua hukum internasional," tegas Massoud.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More