Trump: Pangkalan Bagram di Afghanistan Penting untuk Awasi Nuklir China
Selasa, 13 September 2022 - 11:21 WIB
WASHINGTON - Lapangan Terbang Bagram di Afghanistan sangat penting bagi Amerika Serikat (AS) karena kedekatannya dengan China dan salah satu fasilitas nuklir strategis Beijing.
Klaim itu diungkapkan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam wawancara dengan saluran berita NDTV India pada Kamis lalu, Trump menyesalkan kedudukan Amerika di dunia telah mengalami beberapa pukulan besar di bawah penggantinya di Gedung Putih, Joe Biden.
Dia mengklaim presiden AS saat ini telah membuat banyak kesalahan, mengutip contoh penarikan kacau tahun lalu dari Afghanistan.
Trump menggambarkan penanganan penarikan Biden sebagai "tidak kompeten," karena Washington meninggalkan warga dan peralatan Amerika Serikat senilai sekitar USD85 miliar.
Menurut mantan presiden, penarikan pasukan AS dari Afghanistan adalah hal yang benar untuk dilakukan, tetapi tidak dieksekusi dengan benar.
Trump berpendapat, jika dia masih menjabat saat itu, kekacauan tidak akan terjadi.
Dia menambahkan Washington “akan mempertahankan Bagram.” Menjelaskan pentingnya lapangan terbang, Trump berkata, “Bagram berjarak satu jam dari pembangkit nuklir China tempat mereka membuat senjata nuklir, bukan? Kita seharusnya tidak pernah menyerah.”
Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan timur laut direbut pasukan AS dan Inggris segera setelah Washington dan sekutunya meluncurkan operasi militer mereka di negara itu pada tahun 2001.
Selama bertahun-tahun, lapangan terbang tersebut berfungsi sebagai salah satu benteng militer utama Barat di wilayah tersebut. Tahanan ditahan di satu kamp di halamannya.
Pada Agustus 2021, Bagram jatuh ke tangan gerilyawan Taliban setelah pasukan Tentara Afghanistan yang didukung Barat menyerah dan tentara AS meninggalkan pangkalan itu.
Berbicara kepada wartawan India, Trump juga mengklaim Amerika di bawah Biden telah menjadi jauh lebih lemah dari sebelumnya “dalam banyak hal.”
“Selain melonjaknya inflasi dan pemadaman listrik di seluruh negara kita, Washington juga telah kehilangan suara dan… rasa hormatnya di seluruh dunia,” ujar Trump.
Trump melanjutkan dengan mengklaim Rusia tidak akan memulai serangannya terhadap Ukraina jika dia masih menjabat.
Dia juga memperingatkan China dapat segera mencoba merebut Taiwan dengan paksa.
"Negara kita sedang menuju neraka," pungkas Trump.
Klaim itu diungkapkan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam wawancara dengan saluran berita NDTV India pada Kamis lalu, Trump menyesalkan kedudukan Amerika di dunia telah mengalami beberapa pukulan besar di bawah penggantinya di Gedung Putih, Joe Biden.
Dia mengklaim presiden AS saat ini telah membuat banyak kesalahan, mengutip contoh penarikan kacau tahun lalu dari Afghanistan.
Trump menggambarkan penanganan penarikan Biden sebagai "tidak kompeten," karena Washington meninggalkan warga dan peralatan Amerika Serikat senilai sekitar USD85 miliar.
Menurut mantan presiden, penarikan pasukan AS dari Afghanistan adalah hal yang benar untuk dilakukan, tetapi tidak dieksekusi dengan benar.
Trump berpendapat, jika dia masih menjabat saat itu, kekacauan tidak akan terjadi.
Dia menambahkan Washington “akan mempertahankan Bagram.” Menjelaskan pentingnya lapangan terbang, Trump berkata, “Bagram berjarak satu jam dari pembangkit nuklir China tempat mereka membuat senjata nuklir, bukan? Kita seharusnya tidak pernah menyerah.”
Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan timur laut direbut pasukan AS dan Inggris segera setelah Washington dan sekutunya meluncurkan operasi militer mereka di negara itu pada tahun 2001.
Selama bertahun-tahun, lapangan terbang tersebut berfungsi sebagai salah satu benteng militer utama Barat di wilayah tersebut. Tahanan ditahan di satu kamp di halamannya.
Pada Agustus 2021, Bagram jatuh ke tangan gerilyawan Taliban setelah pasukan Tentara Afghanistan yang didukung Barat menyerah dan tentara AS meninggalkan pangkalan itu.
Berbicara kepada wartawan India, Trump juga mengklaim Amerika di bawah Biden telah menjadi jauh lebih lemah dari sebelumnya “dalam banyak hal.”
“Selain melonjaknya inflasi dan pemadaman listrik di seluruh negara kita, Washington juga telah kehilangan suara dan… rasa hormatnya di seluruh dunia,” ujar Trump.
Trump melanjutkan dengan mengklaim Rusia tidak akan memulai serangannya terhadap Ukraina jika dia masih menjabat.
Dia juga memperingatkan China dapat segera mencoba merebut Taiwan dengan paksa.
"Negara kita sedang menuju neraka," pungkas Trump.
(sya)
tulis komentar anda