Yang Terjadi di Istana Buckingham setelah Kematian Ratu Elizabeth II
Jum'at, 09 September 2022 - 15:13 WIB
"Dia adalah ibu dari bangsa kita. Dia heroik dalam banyak situasi. Rasa hormat saya padanya luar biasa, tetapi cinta saya bahkan lebih besar. Kami akan berduka atas kehilangan kami selama bertahun-tahun," katanya.
Sambil menahan air mata, Joshua Ellis (24), mengatakan dia "terkejut".
"Setiap kali orang membutuhkan dukungan, dia ada di sana. Dia juga merupakan penghubung ke nenek saya, yang merupakan penggemar beratnya dan meninggal tahun lalu."
"Hati Nurani Bangsa"
Pengemudi taksi hitam terkenal London berbaris di Mall, jalan menuju Istana Buckingham, sebagai penghormatan, sementara lampu neon Piccadilly Circus bersinar dengan gambar mendiang Ratu.
Pendukung klub sepak bola Liga Premier West Ham secara spontan menyanyikan lagu "God Save the Queen" sebelum pertandingan Europa Conference League mereka, sementara penggemar Manchester United mengheningkan cipta selama satu menit menjelang pertandingan mereka.
"Dia adalah hati nurani kita. Dia seperti nenek bangsa," kata Sophie (27).
Banyak simpatisan di Istana Buckingham, beberapa membawa bunga, datang dari luar Inggris.
"Sebagai orang Prancis, saya bahkan tersentuh dengan ini," kata mahasiswa, Chloe Papeil. "Dia adalah bagian dari budaya Inggris, tetapi juga budaya global."
Sang ratu—sosok yang langsung dikenal oleh miliaran orang di seluruh dunia—berada di tahun Platinum Jubilee-nya, menandai 70 tahun sejak dia menggantikan ayahnya, Raja George VI pada tahun 1952.
Sambil menahan air mata, Joshua Ellis (24), mengatakan dia "terkejut".
"Setiap kali orang membutuhkan dukungan, dia ada di sana. Dia juga merupakan penghubung ke nenek saya, yang merupakan penggemar beratnya dan meninggal tahun lalu."
"Hati Nurani Bangsa"
Pengemudi taksi hitam terkenal London berbaris di Mall, jalan menuju Istana Buckingham, sebagai penghormatan, sementara lampu neon Piccadilly Circus bersinar dengan gambar mendiang Ratu.
Pendukung klub sepak bola Liga Premier West Ham secara spontan menyanyikan lagu "God Save the Queen" sebelum pertandingan Europa Conference League mereka, sementara penggemar Manchester United mengheningkan cipta selama satu menit menjelang pertandingan mereka.
"Dia adalah hati nurani kita. Dia seperti nenek bangsa," kata Sophie (27).
Banyak simpatisan di Istana Buckingham, beberapa membawa bunga, datang dari luar Inggris.
"Sebagai orang Prancis, saya bahkan tersentuh dengan ini," kata mahasiswa, Chloe Papeil. "Dia adalah bagian dari budaya Inggris, tetapi juga budaya global."
Sang ratu—sosok yang langsung dikenal oleh miliaran orang di seluruh dunia—berada di tahun Platinum Jubilee-nya, menandai 70 tahun sejak dia menggantikan ayahnya, Raja George VI pada tahun 1952.
tulis komentar anda