Prancis Siapkan Pipa Bekas untuk Pasok Lebih Banyak Gas ke Jerman
Rabu, 07 September 2022 - 15:20 WIB
PARIS - Prancis mengaktifkan kembali pipa bekas di Departemen Administrasi Moselle timur laut, yang awalnya dibangun untuk aliran gas timur-ke-barat. Pipa bekas itu diaktifkan untuk mengirim gas ke Jerman di bawah kesepakatan energi yang diresmikan oleh Presiden Emmanuel Macron.
Seperti dilaporkan Reuters, Prancis akan mampu memberikan 130 gigawatt jam (GWh) per hari, sebagian kecil dari kebutuhan Jerman. Sebelumnya, pejabat Kementerian Energi Prancis mengatakan, Jerman akan siap untuk menyediakan listrik bagi Prancis jika pasokan terbatas pada pertengahan musim dingin.
Macron berada di bawah tekanan untuk menopang impor listrik Prancis. Sementara raksasa listrik yang dikelola negara, EDF, bergulat dengan rekor jumlah pemadaman reaktor nuklir yang memperburuk krisis energi Eropa.
Saat ini Jerman berada di ujung tajam pemotongan pasokan gas Rusia ke Eropa, yang mengakibatkan kekhawatiran bahwa volume gas dari Rusia yang terus-menerus rendah dapat menyebabkan kekurangan gas di musim dingin.
"Jerman membutuhkan gas kami dan kami membutuhkan listrik dari seluruh Eropa, terutama Jerman," kata Macron pada konferensi pers setelah panggilan telepon pada Senin dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Para pemimpin Eropa telah berbicara tentang perlunya menghadirkan front persatuan melawan dampak dari tindakan Rusia.
“Macron berada di bawah tekanan karena situasi listrik di Prancis. Jadi sinyal 'Jerman dan Prancis saling mendukung' adalah penting," kata sumber pemerintah Jerman kepada Reuters.
“Kami tidak berharap Prancis akan menyelesaikan masalah gas kami. Tetapi, setiap kemungkinan pengiriman gas adalah tanda ke pasar bahwa kita akan melewati musim dingin,” lanjutnya.
Interkonektor yang diaktifkan kembali akan memungkinkan Prancis mengirimkan Jerman hingga 20 terawatt jam (TWh) gas dari cadangannya selama musim dingin — setara dengan sekitar 2 persen dari kebutuhan gas ekonomi terbesar di Eropa.
Sebelum perang di Ukraina dan pemotongan pengiriman ke Rusia, gas biasanya mengalir dari timur ke barat melintasi benua. Prancis sudah mengirimkan beberapa gas ke Jerman, biasanya melalui Belgia atau Swiss. Aliran barat-ke-timur melalui interkonektor Moselle akan menjadi yang pertama, kata Kementerian Energi Prancis.
Seperti dilaporkan Reuters, Prancis akan mampu memberikan 130 gigawatt jam (GWh) per hari, sebagian kecil dari kebutuhan Jerman. Sebelumnya, pejabat Kementerian Energi Prancis mengatakan, Jerman akan siap untuk menyediakan listrik bagi Prancis jika pasokan terbatas pada pertengahan musim dingin.
Macron berada di bawah tekanan untuk menopang impor listrik Prancis. Sementara raksasa listrik yang dikelola negara, EDF, bergulat dengan rekor jumlah pemadaman reaktor nuklir yang memperburuk krisis energi Eropa.
Saat ini Jerman berada di ujung tajam pemotongan pasokan gas Rusia ke Eropa, yang mengakibatkan kekhawatiran bahwa volume gas dari Rusia yang terus-menerus rendah dapat menyebabkan kekurangan gas di musim dingin.
"Jerman membutuhkan gas kami dan kami membutuhkan listrik dari seluruh Eropa, terutama Jerman," kata Macron pada konferensi pers setelah panggilan telepon pada Senin dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Para pemimpin Eropa telah berbicara tentang perlunya menghadirkan front persatuan melawan dampak dari tindakan Rusia.
“Macron berada di bawah tekanan karena situasi listrik di Prancis. Jadi sinyal 'Jerman dan Prancis saling mendukung' adalah penting," kata sumber pemerintah Jerman kepada Reuters.
“Kami tidak berharap Prancis akan menyelesaikan masalah gas kami. Tetapi, setiap kemungkinan pengiriman gas adalah tanda ke pasar bahwa kita akan melewati musim dingin,” lanjutnya.
Interkonektor yang diaktifkan kembali akan memungkinkan Prancis mengirimkan Jerman hingga 20 terawatt jam (TWh) gas dari cadangannya selama musim dingin — setara dengan sekitar 2 persen dari kebutuhan gas ekonomi terbesar di Eropa.
Sebelum perang di Ukraina dan pemotongan pengiriman ke Rusia, gas biasanya mengalir dari timur ke barat melintasi benua. Prancis sudah mengirimkan beberapa gas ke Jerman, biasanya melalui Belgia atau Swiss. Aliran barat-ke-timur melalui interkonektor Moselle akan menjadi yang pertama, kata Kementerian Energi Prancis.
(esn)
tulis komentar anda