Biden Tolak Tetapkan Rusia sebagai Negara Sponsor Terorisme, Kremlin Semringah
Rabu, 07 September 2022 - 05:21 WIB
MOSKOW - Rusia menyambut baik penolakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menetapkan Rusia sebagai negara sponsor terorisme. Hal itu diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Tentu saja, adalah hal yang baik bahwa presiden AS mengatakan 'tidak'," kata Peskov kepada outlet bisnis RBK, merujuk pada tanggapan Biden atas pertanyaan yang diajukan kepadanya saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih tentang apakah dia yakin Rusia harus dicap sebagai negara sponsor terorisme.
"Fakta bahwa pertanyaan ini diajukan sangat menghebohkan," katanya, seraya menambahkan bahwa keberadaan masalah seperti itu sangat sulit untuk dipikirkan, seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (7/9/2022).
Bagaimanapun, pejabat Kremlin itu memperingatkan bahwa pernyataan seperti itu dari pemimpin AS tidak dapat dilihat sebagai sinyal Washington merangkul sikap yang lebih lembut terhadap Rusia di tengah konflik Ukraina yang sedang berlangsung.
Dia juga tidak akan menghubungkan pernyataan Biden dengan kunjungan inspektur dari Badan Energi Atom Internasional PBB baru-baru ini ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye yang dikendalikan Rusia.
Sebelumnya dua senator AS telah mendesak Biden untuk mendukung langkah memasukkan Rusia ke dalam daftar negara sponsor terorisme untuk meningkatkan tekanan pada Moskow.
Status tersebut akan memerlukan, antara lain, kontrol tertentu atas ekspor barang-barang penggunaan ganda, dan sejumlah pembatasan keuangan. Hanya empat negara yang saat ini ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme: Korea Utara, Iran, Kuba, dan Suriah.
"Tentu saja, adalah hal yang baik bahwa presiden AS mengatakan 'tidak'," kata Peskov kepada outlet bisnis RBK, merujuk pada tanggapan Biden atas pertanyaan yang diajukan kepadanya saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih tentang apakah dia yakin Rusia harus dicap sebagai negara sponsor terorisme.
"Fakta bahwa pertanyaan ini diajukan sangat menghebohkan," katanya, seraya menambahkan bahwa keberadaan masalah seperti itu sangat sulit untuk dipikirkan, seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (7/9/2022).
Bagaimanapun, pejabat Kremlin itu memperingatkan bahwa pernyataan seperti itu dari pemimpin AS tidak dapat dilihat sebagai sinyal Washington merangkul sikap yang lebih lembut terhadap Rusia di tengah konflik Ukraina yang sedang berlangsung.
Dia juga tidak akan menghubungkan pernyataan Biden dengan kunjungan inspektur dari Badan Energi Atom Internasional PBB baru-baru ini ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye yang dikendalikan Rusia.
Sebelumnya dua senator AS telah mendesak Biden untuk mendukung langkah memasukkan Rusia ke dalam daftar negara sponsor terorisme untuk meningkatkan tekanan pada Moskow.
Status tersebut akan memerlukan, antara lain, kontrol tertentu atas ekspor barang-barang penggunaan ganda, dan sejumlah pembatasan keuangan. Hanya empat negara yang saat ini ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme: Korea Utara, Iran, Kuba, dan Suriah.
tulis komentar anda