Eks Anggota Kongres: Biden Ingin Perubahan Rezim di Rusia

Minggu, 14 Agustus 2022 - 13:04 WIB
loading...
Eks Anggota Kongres:...
Eks anggota Kongres AS menyebut Presiden AS Joe Biden menginginkan perubahan rezim di Rusia. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggunakan konflik di Ukraina untuk merekayasa "perubahan rezim di Rusia " dan memberi makan kompleks industri militer. Hal itu diungkapkan mantan anggota Kongres dan kandidat presiden 2020 Tulsi Gabbard kepada Fox News pada Jumat. Sementara itu, sekutu Eropa Amerika membayar harganya saat Biden membangun “Tata Dunia Baru” miliknya.

Menggantikan pembawa acara Fox Tucker Carlson pada hari Jumat, mantan anggota Kongres dari Hawaii itu mengeluarkan kecaman pedas terhadap sanksi anti-Rusia oleh pemerintahan Biden, yang katanya hanya merugikan AS dan Eropa sementara Rusia meraup rekor keuntungan energi.

"Eropa berada dalam krisis energi besar-besaran sekarang," katanya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (14/8/2022).

Ia mengutip rekor harga listrik di Prancis, pengurangan pencahayaan publik dan kekurangan pemanas yang akan datang di Jerman, serta pembatasan penggunaan energi rumah dan bisnis di Inggris dan Spanyol.

“Mengapa semua ini terjadi? Karena sanksi Joe Biden, yang tidak lain adalah pengepungan modern. Ini adalah masalah pasokan yang diciptakan Joe Biden, yang sekarang diuntungkan oleh Rusia,” urainya.



AS dan Uni Eropa (UE) telah memberlakukan beberapa putaran sanksi ekonomi terhadap Rusia setelah peluncuran operasi militer Moskow di Ukraina pada Februari. AS juga telah mengakhiri impor minyak dan gas Rusia, sementara UE telah memulai penarikan bertahap dari ekspor energi Rusia.

Namun, dengan beberapa negara Eropa menolak untuk membayar gas Rusia dalam rubel – seperti yang diminta Moskow – dan dengan sanksi blok yang menghambat pemeliharaan jaringan pipa gas, UE, yang bergantung pada Rusia untuk sekitar 40% dari gasnya, menghadapi lonjakan biaya energi dan inflasi.

Sementara itu, Rusia diperkirakan akan menggandakan keuntungan gasnya tahun ini.

Dengan AS secara bersamaan memompa puluhan miliar dolar senjata ke Ukraina, Gabbard berpendapat bahwa konflik di sana tidak pernah tentang moralitas.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2094 seconds (0.1#10.140)