Kremlin Ungkap Apakah Vladimir Putin Membaca Telegram?

Senin, 05 September 2022 - 22:01 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara menggunakan telepon. Foto/REUTERS
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengikuti saluran Telegram apa pun secara pribadi, tetapi pengarahan intelijen regulernya kadang-kadang mencakup tinjauan terhadap posting-posting penting.

Menurut Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov, posting penting yang ditinjau Putin terutama dari koresponden militer.

“Putin tidak membaca saluran Telegram, tetapi menerima ulasan,” papar Peskov kepada Tass pada Minggu (4/9/2022).

Dia mencatat kepala negara perlu memiliki akses penuh ke semua informasi dan intelijen yang tersedia, di samping laporan resmi dan buletin.





“Tidak seperti mayoritas pemimpin dunia, presiden Rusia hampir tidak memiliki kehadiran online, selain dari beberapa akun resmi Kremlin, termasuk saluran Telegram, karena dia tidak memiliki waktu luang untuk memposting, menggulir, dan mengklik,” ungkap juru bicara Putin sebelumnya.

Tahun lalu, Peskov juga mengatakan Putin tidak akan pernah membuat akun media sosial pribadi dan mendelegasikan pekerjaan itu kepada seorang penasihat, karena “dia menganggapnya salah” bagi orang lain untuk mengelola profil publik atas namanya.



Faktanya, Putin bahkan tidak memiliki ponsel untuk memposting atau mengikuti siapa pun, karena, seperti yang pernah dikatakan Peskov, “Menggunakan smartphone berarti eksibisionisme sukarela” dan “transparansi informasi total”, yang tidak dapat dibayangkan oleh pemimpin dunia mana pun.

Putin sendiri mengatakan meskipun dia selalu dapat meminjam telepon ajudan jika diperlukan, dia lebih suka menggunakan saluran pemerintah gaya lama untuk langsung berhubungan dengan siapa pun.

Sementara mantan Presiden AS Barack Obama pernah disebut-sebut sebagai "presiden media sosial pertama," penggantinya Donald Trump membawanya ke tingkat yang sama sekali baru, menghubungkan sebagian besar kemenangan pemilunya ke media sosial.

Trump diperkirakan telah men-tweet lebih dari 25.000 kali selama masa kepresidenannya, sebelum raksasa teknologi melarangnya karena diduga menghasut kerusuhan 6 Januari di US Capitol.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More