Terancam China, Australia Siap Beli Rudal Pembunuh Kapal dari AS
Rabu, 01 Juli 2020 - 20:34 WIB
Beberapa kontrak pertahanan yang lebih rendah akan dibatalkan untuk menghemat uang untuk persenjataan baru, tetapi para ahli diyakini akan mempertanyakan janji anggaran baru itu.
Anggaran pertahanan untuk tahun depan diperkirakan akan mencapai 2 persen dari PDB Australia pra-pandemi Covid-19, yang memenuhi janji koalisi pimpinan AS. Tetapi strategi baru mengatakan bahwa pemerintah tidak akan lagi menggunakan target yang berhubungan dengan PDB untuk pengeluaran pertahanan.
Tema strategi ini adalah menambahkan kemampuan domestik jika memungkinkan. Sekitar AUSD50 miliar diperuntukkan untuk mengembangkan perusahaan pertahanan dan tenaga kerja dalam negeri.
Dorongan untuk pertahanan muncul setelah rapat virtual antara menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Selasa malam.
Menteri Luar Negeri Marise Payne mengumumkan Australia akan membuat komitmen AUSD23 juta untuk membantu negara-negara ASEAN meningkatkan keamanan kesehatan, menjaga stabilitas dan melakukan pemulihan ekonomi segera setelah pandemi virus corona baru (Covid-19).
Rilis strategi pertahanan baru ini dilakukan setelah pemerintah mengumumkan Selasa, di mana kepala badan pertahanan siber Australia akan merekrut 500 staf baru di bawah paket AUSD1,35 miliar. Uang itu akan keluar dari tempat lain dalam anggaran pertahanan.
Pemerintah akan merilis strategi keamanan siber baru empat tahun dalam beberapa bulan mendatang, keputusan sebagai respons atas gelombang serangan siber terhadap pemerintah dan bisnis Australia, yang diyakini dilakukan oleh agen keamanan yang berasal dari China.
Juru bicara urusan dalam negeri Oposisi Kristina Keneally mengatakan dia menyambut pengumuman pendanaan itu, tetapi itu "bukan strategi".
"Kami berharap pemerintah akhirnya memberikan strategi keamanan siber. Kami akan bekerja dengan pemerintah untuk memastikan keamanan nasional kami, termasuk keamanan siber, tidak hanya dipertahankan tetapi diperkuat," katanya.
Anggaran pertahanan untuk tahun depan diperkirakan akan mencapai 2 persen dari PDB Australia pra-pandemi Covid-19, yang memenuhi janji koalisi pimpinan AS. Tetapi strategi baru mengatakan bahwa pemerintah tidak akan lagi menggunakan target yang berhubungan dengan PDB untuk pengeluaran pertahanan.
Tema strategi ini adalah menambahkan kemampuan domestik jika memungkinkan. Sekitar AUSD50 miliar diperuntukkan untuk mengembangkan perusahaan pertahanan dan tenaga kerja dalam negeri.
Dorongan untuk pertahanan muncul setelah rapat virtual antara menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Selasa malam.
Menteri Luar Negeri Marise Payne mengumumkan Australia akan membuat komitmen AUSD23 juta untuk membantu negara-negara ASEAN meningkatkan keamanan kesehatan, menjaga stabilitas dan melakukan pemulihan ekonomi segera setelah pandemi virus corona baru (Covid-19).
Rilis strategi pertahanan baru ini dilakukan setelah pemerintah mengumumkan Selasa, di mana kepala badan pertahanan siber Australia akan merekrut 500 staf baru di bawah paket AUSD1,35 miliar. Uang itu akan keluar dari tempat lain dalam anggaran pertahanan.
Pemerintah akan merilis strategi keamanan siber baru empat tahun dalam beberapa bulan mendatang, keputusan sebagai respons atas gelombang serangan siber terhadap pemerintah dan bisnis Australia, yang diyakini dilakukan oleh agen keamanan yang berasal dari China.
Juru bicara urusan dalam negeri Oposisi Kristina Keneally mengatakan dia menyambut pengumuman pendanaan itu, tetapi itu "bukan strategi".
"Kami berharap pemerintah akhirnya memberikan strategi keamanan siber. Kami akan bekerja dengan pemerintah untuk memastikan keamanan nasional kami, termasuk keamanan siber, tidak hanya dipertahankan tetapi diperkuat," katanya.
(min)
tulis komentar anda