Dalang Bom Bali Umar Patek Segera Bebas, Keluarga Korban Marah
Senin, 29 Agustus 2022 - 12:02 WIB
Angka korban warga Australia itulah yang disebut-sebut sebagai cirikhas dari Detasemen Khusus 88 Anti-Teror (Densus 88) Polri.
Umar Patek sebelumnya mengatakan dia sebenarnya menentang pengeboman di Bali karena korbannya sudah pasti warga Indonesia.
Dalam video obrolan dengan Kepala Lapas Porong Jalu Yuswa Panjang berdurasi 20 menit yang sempat diunggah di YouTube, Umar Patek mengeklaim dia menyuarakan penentangannya sebelum serangan itu, tetapi mengatakan bom itu sudah 95 persen selesai sehingga tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikannya.
“Ketika saya kembali ke Indonesia, kesalahan saya adalah saya terlibat dalam bom Bali,” katanya dalam video itu.
“Faktanya ketika saya sampai di sana, pekerjaan persiapan sudah 95 persen selesai. Ketika saya mengetahuinya, saya langsung menentangnya," ujarnya.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak setuju. Tapi apa yang bisa dilakukan karena semuanya sudah siap 95 persen? Sebuah [bom] 950kg sudah siap, sudah selesai. Mereka bersikeras untuk melaksanakannya.”
Sekarang, Umar Patek ingin membantu pemerintah Indonesia mencegah radikalisasi.
“Insya Allah saya bisa berkumpul lagi dengan keluarga saya,” ujarnya belum lama ini.
“Menurut saya radikalisme masih ada. Itu bisa di mana saja di wilayah atau negara mana pun. Karena akarnya masih ada.”
Umar Patek sebelumnya mengatakan dia sebenarnya menentang pengeboman di Bali karena korbannya sudah pasti warga Indonesia.
Dalam video obrolan dengan Kepala Lapas Porong Jalu Yuswa Panjang berdurasi 20 menit yang sempat diunggah di YouTube, Umar Patek mengeklaim dia menyuarakan penentangannya sebelum serangan itu, tetapi mengatakan bom itu sudah 95 persen selesai sehingga tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikannya.
“Ketika saya kembali ke Indonesia, kesalahan saya adalah saya terlibat dalam bom Bali,” katanya dalam video itu.
“Faktanya ketika saya sampai di sana, pekerjaan persiapan sudah 95 persen selesai. Ketika saya mengetahuinya, saya langsung menentangnya," ujarnya.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak setuju. Tapi apa yang bisa dilakukan karena semuanya sudah siap 95 persen? Sebuah [bom] 950kg sudah siap, sudah selesai. Mereka bersikeras untuk melaksanakannya.”
Sekarang, Umar Patek ingin membantu pemerintah Indonesia mencegah radikalisasi.
“Insya Allah saya bisa berkumpul lagi dengan keluarga saya,” ujarnya belum lama ini.
“Menurut saya radikalisme masih ada. Itu bisa di mana saja di wilayah atau negara mana pun. Karena akarnya masih ada.”
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda