Cegah Pembebasan Umar Patek, PM Australia Didesak Intervensi Indonesia

Senin, 29 Agustus 2022 - 11:22 WIB
Kemish optimistis pembebasan Umar Patek belum selesai.

“Ini waktu yang sangat disayangkan dan Anda hanya bisa merasakan simpati yang tulus atas kesedihan mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai,” kata Kemish, yang berada di Perth untuk meluncurkan buku barunya "The Consul".

“Baik Anda atau saya tidak dapat merasakan rasa sakit itu dan untuk itu berpotensi terjadi ketika orang-orang berada pada tingkat kepekaan yang tinggi—dan peringatan ini adalah saat-saat yang sulit—pasti merasa takut dengan kemungkinan dia akan dibebaskan. Tetapi saya perhatikan orang Indonesia belum membuat keputusan akhir mereka dan sedang mempertimbangkan banyak hal," paparnya, seperti dikutip dari thewest.com.au, Senin (29/8/2022).

Sebelumnya, Pemerintah Federal Australia menyatakan tidak akan mengadakan upacara di Bali untuk memperingati 20 tahun serangan bom yang menewaskan 202 orang termasuk 88 warga Australia.

“Pada akhirnya, mereka adalah negara berdaulat yang harus membuat penilaian sendiri tentang apa yang benar mengingat keterlibatan seseorang dalam pembunuhan 202 orang. Saya tahu sistem Indonesia dapat memperhitungkan banyak hal dan saya harap mereka melakukannya," kata Kemish.

“Saya pikir pemerintah Australia menanggapi dengan tepat kekhawatiran para korban dan keluarga mereka. Ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan.”

Beberapa keluarga yang terkena dampak serangan bom Bali kecewa karena Pemerintah Australia karena tidak merencanakan upacara resmi untuk peringatan 20 tahun tragedi tersebut.

Namun, Pemerintah Australia berencana mengadakan upacara utama di Canberra. Sementara itu, upacara kecil kemungkinan akan diadakan di Konsulat Jenderal Australia di Denpasar dan karangan bunga diharapkan akan diletakkan di Kuta.

Kemish, yang mengkoordinir tanggapan antar-lembaga Australia terhadap bom Bali, mengatakan panggilan telepon pukul 01.30 pagi dari Duta Besar Indonesia Rick Smith—duta besar saat bom Bali terjadi—yang memperingatkannya tentang serangan itu tetap terpampang di ingatannya. Perannya termasuk evakuasi medis yang panik dan identifikasi korban tragedi, di tengah frustrasi dan kemarahan yang luar biasa.

Dia ingat bagaimana emosi begitu tinggi sehingga hingga lima keluarga mencoba untuk mengeklaim identifikasi hanya satu set jenazah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More