Singgung Soal Ukraina, Rusia Blokir Perjanjian Nuklir PBB
Minggu, 28 Agustus 2022 - 09:30 WIB
NEW YORK - Rusia telah memblokir pengadopsian deklarasi bersama Konferensi PBB tentang Perluncutan Senjata Nuklir. Rusia keberatan dengan rancangan teks yang mengutip "keprihatinan serius" atas kegiatan militer di sekitar pembangkit nuklir Ukraina , khususnya Zaporizhzhia.
Rusia menentang bagian teks yang menyatakan "keprihatinan serius" atas kegiatan militer di sekitar pembangkit listrik Ukraina - termasuk pembangkit nuklir Zaporizhzhia, yang direbut Rusia pada awal perang di Ukraina.
Rancangan itu juga memuat pernyataan tentang hilangnya kendali oleh otoritas Ukraina yang kompeten atas lokasi-lokasi tersebut sebagai akibat dari kegiatan militer, dan dampak negatifnya yang mendalam terhadap keselamatan.
Perwakilan Rusia, Igor Vishnevetsky, mengatakan draft teks akhir tidak memiliki "keseimbangan".
"Delegasi kami memiliki satu keberatan utama pada beberapa paragraf yang secara terang-terangan bersifat politis," katanya seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/8/2022).
Ia menambahkan bahwa negara-negara lain juga tidak setuju dengan teks tersebut.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan dia "sangat kecewa" dengan kurangnya kesepakatan.
"Rusia menghalangi kemajuan dengan menolak untuk berkompromi dengan usulan teks yang diterima oleh semua negara lain," katanya.
Rusia menentang bagian teks yang menyatakan "keprihatinan serius" atas kegiatan militer di sekitar pembangkit listrik Ukraina - termasuk pembangkit nuklir Zaporizhzhia, yang direbut Rusia pada awal perang di Ukraina.
Rancangan itu juga memuat pernyataan tentang hilangnya kendali oleh otoritas Ukraina yang kompeten atas lokasi-lokasi tersebut sebagai akibat dari kegiatan militer, dan dampak negatifnya yang mendalam terhadap keselamatan.
Perwakilan Rusia, Igor Vishnevetsky, mengatakan draft teks akhir tidak memiliki "keseimbangan".
"Delegasi kami memiliki satu keberatan utama pada beberapa paragraf yang secara terang-terangan bersifat politis," katanya seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/8/2022).
Ia menambahkan bahwa negara-negara lain juga tidak setuju dengan teks tersebut.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan dia "sangat kecewa" dengan kurangnya kesepakatan.
"Rusia menghalangi kemajuan dengan menolak untuk berkompromi dengan usulan teks yang diterima oleh semua negara lain," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda