Singgung Soal Ukraina, Rusia Blokir Perjanjian Nuklir PBB
Minggu, 28 Agustus 2022 - 09:30 WIB
Penyesalan juga diungkapkan perwakilan Amerika Serikat (AS), Duta Besar Bonnie Jenkins.
"AS sangat menyesali hasil ini, dan terlebih lagi atas tindakan Rusia yang membawa kami ke sini hari ini," ujarnya.
Dokumen akhir membutuhkan persetujuan semua negara di konferensi. Sejumlah negara, termasuk Belanda dan China, menyatakan kekecewaannya karena tidak tercapainya konsensus.
Belanda mengatakan mereka puas dengan diskusi yang bermanfaat, tetapi sangat kecewa karena para peserta belum mencapai konsensus.
Sementara itu, Duta Besar China, mengatakan meskipun tidak ada kesepakatan, prosesnya adalah praktik penting dari keamanan bersama dan multilateralisme sejati.
Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir menyesalkan bahwa dalam satu tahun ketika negara bersenjata nuklir menyerang negara bersenjata non-nuklir, pertemuan hampir semua negara di dunia gagal untuk mengambil tindakan terhadap perlucutan senjata nuklir. Sedangkanpertemuan Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di Washington mengatakan konferensi itu merupakan kesempatan yang terlewatkan untuk memperkuat perjanjian dan keamanan global.
Perjanjian Non-Proliferasi, yang didukung oleh 190 negara pada tahun 1970, mengikat negara-negara yang menandatangani - termasuk AS, Rusia, Prancis, Inggris, dan China - untuk mengurangi persediaan mereka dan melarang negara lain memperoleh senjata nuklir.
Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir ini ditinjau oleh 191 penandatangannya setiap lima tahun. Pada tahun 2015, para peserta juga gagal mencapai kesepakatan.
Sidang yang digelar pada tahun 2022 ini seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020, tetapi tertunda karena pandemi Covid-19. Kegagalan untuk menyetujui deklarasi bersama mengikuti konferensi empat minggu di New York.
"AS sangat menyesali hasil ini, dan terlebih lagi atas tindakan Rusia yang membawa kami ke sini hari ini," ujarnya.
Dokumen akhir membutuhkan persetujuan semua negara di konferensi. Sejumlah negara, termasuk Belanda dan China, menyatakan kekecewaannya karena tidak tercapainya konsensus.
Belanda mengatakan mereka puas dengan diskusi yang bermanfaat, tetapi sangat kecewa karena para peserta belum mencapai konsensus.
Sementara itu, Duta Besar China, mengatakan meskipun tidak ada kesepakatan, prosesnya adalah praktik penting dari keamanan bersama dan multilateralisme sejati.
Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir menyesalkan bahwa dalam satu tahun ketika negara bersenjata nuklir menyerang negara bersenjata non-nuklir, pertemuan hampir semua negara di dunia gagal untuk mengambil tindakan terhadap perlucutan senjata nuklir. Sedangkanpertemuan Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di Washington mengatakan konferensi itu merupakan kesempatan yang terlewatkan untuk memperkuat perjanjian dan keamanan global.
Perjanjian Non-Proliferasi, yang didukung oleh 190 negara pada tahun 1970, mengikat negara-negara yang menandatangani - termasuk AS, Rusia, Prancis, Inggris, dan China - untuk mengurangi persediaan mereka dan melarang negara lain memperoleh senjata nuklir.
Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir ini ditinjau oleh 191 penandatangannya setiap lima tahun. Pada tahun 2015, para peserta juga gagal mencapai kesepakatan.
Sidang yang digelar pada tahun 2022 ini seharusnya dilaksanakan pada tahun 2020, tetapi tertunda karena pandemi Covid-19. Kegagalan untuk menyetujui deklarasi bersama mengikuti konferensi empat minggu di New York.
tulis komentar anda