Wali Kota London: Jutaan Orang Bisa Tanpa Pemanas dan Makanan di Musim Dingin
Minggu, 21 Agustus 2022 - 00:01 WIB
LONDON - Jutaan orang di Inggris dapat menemukan diri mereka tidak dapat meletakkan makanan di atas meja dan memanaskan rumah mereka pada musim dingin mendatang jika pemerintah tidak campur tangan.
Walikota London Sadiq Khan memperingatkan hal itu pada Sabtu (20/8/2022).
“Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” tulis Khan di Twitter, merujuk pada melonjaknya harga energi dan rekor inflasi lebih dari 10%.
“Kami menghadapi musim dingin di mana bagi jutaan orang ini bukan tentang memilih antara pemanasan atau makan, tetapi secara tragis tidak mampu membeli keduanya,” ujar dia memperingatkan.
“Ini tidak boleh terjadi,” ungkap walikota bersikeras.
Dia menambahkan, “Pemerintah Inggris perlu turun tangan sehingga orang dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.”
Dia menyertai posting dengan data dari konsultan energi Auxilione, memprediksi bahwa tagihan energi di Inggris dapat meningkat sebesar 80% pada bulan Oktober, melebihi 3.600 poundsterling (USD4.292) rata-rata per tahun.
Sebagai perbandingan, batas yang ditetapkan regulator industri energi, Ofgem, pada Oktober 2021 mencapai 1.400 poundsterling per tahun.
Khan juga berbicara tentang masalah yang sama pada Jumat saat mengunjungi gudang yang mendistribusikan pasokan ke bank makanan di salah satu wilayah London.
Dia memberikan jaminan bahwa pemerintahannya "berkomitmen" memberikan dukungan bagi warga London yang kesulitan.
Meski demikian, dia meminta pemerintah bekerja lebih keras, “karena tidak ada tanda-tanda kenaikan biaya ini akan melambat."
“Para menteri harus bertindak sekarang untuk membantu mencegah krisis biaya hidup ini menjadi bencana nasional,” ujar wali kota London.
Kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 di Eropa semakin diperparah dengan sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Moskow atas konflik di Ukraina dan selanjutnya penurunan pasokan gas alam Rusia ke Uni Eropa (UE).
Meskipun Inggris tidak secara langsung bergantung pada Rusia untuk bahan bakar, Inggris sangat terpukul dengan melonjaknya harga di pasar global.
Walikota London Sadiq Khan memperingatkan hal itu pada Sabtu (20/8/2022).
“Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” tulis Khan di Twitter, merujuk pada melonjaknya harga energi dan rekor inflasi lebih dari 10%.
“Kami menghadapi musim dingin di mana bagi jutaan orang ini bukan tentang memilih antara pemanasan atau makan, tetapi secara tragis tidak mampu membeli keduanya,” ujar dia memperingatkan.
“Ini tidak boleh terjadi,” ungkap walikota bersikeras.
Dia menambahkan, “Pemerintah Inggris perlu turun tangan sehingga orang dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.”
Dia menyertai posting dengan data dari konsultan energi Auxilione, memprediksi bahwa tagihan energi di Inggris dapat meningkat sebesar 80% pada bulan Oktober, melebihi 3.600 poundsterling (USD4.292) rata-rata per tahun.
Sebagai perbandingan, batas yang ditetapkan regulator industri energi, Ofgem, pada Oktober 2021 mencapai 1.400 poundsterling per tahun.
Khan juga berbicara tentang masalah yang sama pada Jumat saat mengunjungi gudang yang mendistribusikan pasokan ke bank makanan di salah satu wilayah London.
Dia memberikan jaminan bahwa pemerintahannya "berkomitmen" memberikan dukungan bagi warga London yang kesulitan.
Meski demikian, dia meminta pemerintah bekerja lebih keras, “karena tidak ada tanda-tanda kenaikan biaya ini akan melambat."
“Para menteri harus bertindak sekarang untuk membantu mencegah krisis biaya hidup ini menjadi bencana nasional,” ujar wali kota London.
Kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 di Eropa semakin diperparah dengan sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Moskow atas konflik di Ukraina dan selanjutnya penurunan pasokan gas alam Rusia ke Uni Eropa (UE).
Meskipun Inggris tidak secara langsung bergantung pada Rusia untuk bahan bakar, Inggris sangat terpukul dengan melonjaknya harga di pasar global.
(sya)
tulis komentar anda