Salman Rushdie Kemungkinan Kehilangan Satu Mata Akibat Penikaman
Sabtu, 13 Agustus 2022 - 09:18 WIB
NEW YORK - Penulis Salman Rushdie kemungkinan akan kehilangan salah satu matanya dan saat ini menggunakan ventilator setelah dia diserang di atas panggung di sebuah acara sastra di bagian utara New York, Amerika Serikat (AS).
"Beritanya tidak bagus," kata agen penulis berusia 75 tahun itu, Andrew Wylie, kepada The New York Times yang dinukil New York Post, Sabtu (13/8/2022).
“Salman kemungkinan akan kehilangan satu mata; saraf di lengannya terputus; dan hatinya ditusuk dan dirusak,” ungkap Wylie.
Rushdie, yang masih belum bisa berbicara, diserang oleh seorang pria saat berbicara di sebuah acara di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, sekitar 75 mil selatan Buffalo.
Menurut institut tersebut, dia dijadwalkan untuk berbicara tentang Amerika Serikat sebagai tempat bagi penulis yang diasingkan “sebagai rumah bagi kebebasan berekspresi.” Setelah penikaman, dia diangkut dengan helikopter ke sebuah rumah sakit di Erie, Pennsylvania.
"Kami meminta doa Anda untuk Salman Rushdie dan Henry Reese, dan kesabaran karena kami sepenuhnya fokus pada koordinasi dan kerja sama dengan pejabat polisi menyusul insiden tragis di Amphitheatre hari ini," kata Institusi Chautauqua dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Semua program institusi itu telah dibatalkan akibat insiden ini.
Seorang saksi yang berada di antara penonton mengatakan kepada New York Post bahwa Rushdie mencoba lari dari panggung, dan kedua pria itu bentrok sebelum penonton bergegas ke atas panggung untuk menangkap pelaku penyerangan.
New York Times melaporkan terduga pelaku penyerangan, Hadi Matar (24), dari Fairview, New Jersey, ditangkap oleh polisi negara bagian di tempat kejadian.
Novel kontroversial Rushdie tahun 1988 “The Satanic Verses,” atau Ayat-ayat Setan mendorong pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini untuk mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie atas apa yang dia klaim sebagai referensi penghujatan terhadap Islam.
Penulis yang lahir dalam keluarga Muslim di Mumbai, India, hidup dalam persembunyian di bawah perlindungan pemerintah Inggris dari tahun 1989 hingga 2002.
"Beritanya tidak bagus," kata agen penulis berusia 75 tahun itu, Andrew Wylie, kepada The New York Times yang dinukil New York Post, Sabtu (13/8/2022).
“Salman kemungkinan akan kehilangan satu mata; saraf di lengannya terputus; dan hatinya ditusuk dan dirusak,” ungkap Wylie.
Rushdie, yang masih belum bisa berbicara, diserang oleh seorang pria saat berbicara di sebuah acara di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, sekitar 75 mil selatan Buffalo.
Menurut institut tersebut, dia dijadwalkan untuk berbicara tentang Amerika Serikat sebagai tempat bagi penulis yang diasingkan “sebagai rumah bagi kebebasan berekspresi.” Setelah penikaman, dia diangkut dengan helikopter ke sebuah rumah sakit di Erie, Pennsylvania.
"Kami meminta doa Anda untuk Salman Rushdie dan Henry Reese, dan kesabaran karena kami sepenuhnya fokus pada koordinasi dan kerja sama dengan pejabat polisi menyusul insiden tragis di Amphitheatre hari ini," kata Institusi Chautauqua dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Semua program institusi itu telah dibatalkan akibat insiden ini.
Seorang saksi yang berada di antara penonton mengatakan kepada New York Post bahwa Rushdie mencoba lari dari panggung, dan kedua pria itu bentrok sebelum penonton bergegas ke atas panggung untuk menangkap pelaku penyerangan.
New York Times melaporkan terduga pelaku penyerangan, Hadi Matar (24), dari Fairview, New Jersey, ditangkap oleh polisi negara bagian di tempat kejadian.
Novel kontroversial Rushdie tahun 1988 “The Satanic Verses,” atau Ayat-ayat Setan mendorong pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini untuk mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie atas apa yang dia klaim sebagai referensi penghujatan terhadap Islam.
Penulis yang lahir dalam keluarga Muslim di Mumbai, India, hidup dalam persembunyian di bawah perlindungan pemerintah Inggris dari tahun 1989 hingga 2002.
(ian)
tulis komentar anda