Profil Salakh Mezhiev, Mufti Chechnya yang Serukan Fatwa Jihad Melawan Ukraina
Selasa, 02 Agustus 2022 - 00:14 WIB
KIEV - Chechnya merupakan salah satu negara yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina . Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov dikenal sebagai salah satu loyalis Vladimir Putin.
Seperti yang diketahui, Rusia telah melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022. Hanya berselang dua hari, pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov turut memberangkatkan pasukannya ke Ukraina.
Dikutip dari Caucasian Knot, pada 27 Februari 2022, seorang Mufti Chechnya bernama Salakh Mezhiev memposting seruan khusus kepada orang-orang Chechnya yang berangkat ke Ukraina.
Dalam seruannya, Mezhiev menyebut bahwa mereka yang pergi berperang di Ukraina ‘Telah Berjihad’. Alasannya karena disana ada NATO dan sekutunya yang membawa ‘Keburukan’.
“Maka dari itu, mereka yang berperang di sana, mereka berjuang demi agama, agar pengaruh buruk NATO dan sekutunya tidak menyebar diantara kita. Mereka sedang berjihad, tidak ada keraguan tentang itu.” Tulis Mufti Mezhiev.
Lantas, siapakah sebenarnya Salakh Mezhiev ini? Dan kenapa pengaruhnya cukup besar di Chechnya? Salakh Mezhiev merupakan seorang Mufti di Chechnya. Merujuk dari pengertiannya, Mufti adalah pemberi fatwa untuk memutuskan masalah yang berkaitan dengan hukum Islam.
Tugas seorang mufti adalah menjalankan syariat dan menjawab permasalahan seputar hukum Islam di masyarakat terkait. Adapun tidak sembarang orang bisa menjadi Mufti, karena harus menguasai berbagai ilmu dan memiliki sifat terpuji.
Dalam hal ini, Salakh Mezhiev merupakan salah satu Mufti tertinggi di Chechnya. Dengan statusnya ini, tak heran apabila pengaruhnya cukup besar. Termasuk salah satunya dia menyebut pasukan Chechnya yang berperang di Ukraina sebagai Jihad.
Hal ini lantas mendapat reaksi beragam dari para pengamat. Salah satunya adalah Profesor Leonid Syukiyainen, seorang Sarjana Islam yang mengomentari seruan jihad Mezhiev kepada pasukan Chechnya.
Menurutnya, tindakan Mezhiev sebagai Mufti Chechnya tersebut dirasa kurang bijaksana. Karena secara tidak langsung, dia membawa nama agama dalam konflik tersebut.
Seperti yang diketahui, Rusia telah melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022. Hanya berselang dua hari, pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov turut memberangkatkan pasukannya ke Ukraina.
Dikutip dari Caucasian Knot, pada 27 Februari 2022, seorang Mufti Chechnya bernama Salakh Mezhiev memposting seruan khusus kepada orang-orang Chechnya yang berangkat ke Ukraina.
Dalam seruannya, Mezhiev menyebut bahwa mereka yang pergi berperang di Ukraina ‘Telah Berjihad’. Alasannya karena disana ada NATO dan sekutunya yang membawa ‘Keburukan’.
“Maka dari itu, mereka yang berperang di sana, mereka berjuang demi agama, agar pengaruh buruk NATO dan sekutunya tidak menyebar diantara kita. Mereka sedang berjihad, tidak ada keraguan tentang itu.” Tulis Mufti Mezhiev.
Lantas, siapakah sebenarnya Salakh Mezhiev ini? Dan kenapa pengaruhnya cukup besar di Chechnya? Salakh Mezhiev merupakan seorang Mufti di Chechnya. Merujuk dari pengertiannya, Mufti adalah pemberi fatwa untuk memutuskan masalah yang berkaitan dengan hukum Islam.
Tugas seorang mufti adalah menjalankan syariat dan menjawab permasalahan seputar hukum Islam di masyarakat terkait. Adapun tidak sembarang orang bisa menjadi Mufti, karena harus menguasai berbagai ilmu dan memiliki sifat terpuji.
Dalam hal ini, Salakh Mezhiev merupakan salah satu Mufti tertinggi di Chechnya. Dengan statusnya ini, tak heran apabila pengaruhnya cukup besar. Termasuk salah satunya dia menyebut pasukan Chechnya yang berperang di Ukraina sebagai Jihad.
Hal ini lantas mendapat reaksi beragam dari para pengamat. Salah satunya adalah Profesor Leonid Syukiyainen, seorang Sarjana Islam yang mengomentari seruan jihad Mezhiev kepada pasukan Chechnya.
Menurutnya, tindakan Mezhiev sebagai Mufti Chechnya tersebut dirasa kurang bijaksana. Karena secara tidak langsung, dia membawa nama agama dalam konflik tersebut.
(esn)
tulis komentar anda