Profil Ivan The Terrible, Tsar Rusia Pertama yang Kejam
Jum'at, 29 Juli 2022 - 16:18 WIB
Sebagai seorang Kristen yang taat, Ivan juga memperkuat dan membuat sistemasi urusan gereja serta banyak memberikan sumbangan besar untuk biara-biara.
Dikenal sebagai Ivan The Terrible, Ivan IV memiliki kepribadian yang kompleks. Ivan IV mempunyai paranoid yang tinggi dan ketidakstabilan mental.
Kegilaannya semakin memuncak sejak kematian Anastasia, istri pertama sekaligus istri tercintanya. Meskipun tidak ada bukti saat itu, Ivan IV percaya bahwa istrinya telah diracuni oleh para musuhnya.
Karena kematian sang istri tersebut, Ivan melarikan diri dari Moskow ke Alexandrov. Di sana, ia menulis dua surat tentang keinginannya untuk turun takhta.
Absennya Ivan membuat ketidakstabilan pemerintahan. Akhirnya, utusan dari aristokrat dikirim untuk membujuk sang raja.
Ivan pun menyetujui permintaan itu dengan syarat bahwa dia dapat mengeksekusi siapa pun yang dicurigai telah mengkhianatinya.
Kegilaan raja Rusia pertama ini juga dapat terlihat ketika ia menciptakan Oprichniki. Oprichniki merupakan sebutan bagi anggota Oprichnina yang memerintah wilayah administratif Rusia.
Terdengar sebagai sistem pemerintahan biasa, namun Oprichniki memiliki kekuasaan penuh untuk menyiksa dan membunuh siapa saja yang dicurigai berkhianat.
Metode eksekusi yang dipakai pun tidak main-main. Mereka tidak segan untuk membunuh penghianat dengan cara direbus hidup-hidup, ditusuk, dipanggang atau dicabik-cabik oleh kuda.
Ledakan emosi yang semakin parah membuat Ivan turut membunuh putranya sendiri, sang putra mahkota, Ivan Ivanovich. Hal ini membuat takhta berpindah ke putra keduanya, Feodor I.
Dikenal sebagai Ivan The Terrible, Ivan IV memiliki kepribadian yang kompleks. Ivan IV mempunyai paranoid yang tinggi dan ketidakstabilan mental.
Kegilaannya semakin memuncak sejak kematian Anastasia, istri pertama sekaligus istri tercintanya. Meskipun tidak ada bukti saat itu, Ivan IV percaya bahwa istrinya telah diracuni oleh para musuhnya.
Karena kematian sang istri tersebut, Ivan melarikan diri dari Moskow ke Alexandrov. Di sana, ia menulis dua surat tentang keinginannya untuk turun takhta.
Absennya Ivan membuat ketidakstabilan pemerintahan. Akhirnya, utusan dari aristokrat dikirim untuk membujuk sang raja.
Ivan pun menyetujui permintaan itu dengan syarat bahwa dia dapat mengeksekusi siapa pun yang dicurigai telah mengkhianatinya.
Kegilaan raja Rusia pertama ini juga dapat terlihat ketika ia menciptakan Oprichniki. Oprichniki merupakan sebutan bagi anggota Oprichnina yang memerintah wilayah administratif Rusia.
Terdengar sebagai sistem pemerintahan biasa, namun Oprichniki memiliki kekuasaan penuh untuk menyiksa dan membunuh siapa saja yang dicurigai berkhianat.
Metode eksekusi yang dipakai pun tidak main-main. Mereka tidak segan untuk membunuh penghianat dengan cara direbus hidup-hidup, ditusuk, dipanggang atau dicabik-cabik oleh kuda.
Ledakan emosi yang semakin parah membuat Ivan turut membunuh putranya sendiri, sang putra mahkota, Ivan Ivanovich. Hal ini membuat takhta berpindah ke putra keduanya, Feodor I.
tulis komentar anda