Ukraina Klaim Gunakan HIMARS untuk Hancurkan 50 Depot Amunisi Rusia
Selasa, 26 Juli 2022 - 02:00 WIB
KIEV - Pasukan Ukraina telah menghancurkan 50 depot amunisi Rusia menggunakan sistem roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS) dalam perang dengan Rusia. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov, Senin (25/7/2022).
“Ini memotong rantai logistik mereka (Rusia) dan menghilangkan kemampuan mereka untuk melakukan pertempuran aktif dan melindungi Angkatan Bersenjata kami dengan penembakan berat,” katanya dalam komentar yang disiarkan televise, seperti dikutip dari Reuters.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Reznikov tentang penggunaan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS). Sementara Rusia mengatakan, serangan rudalnya di pelabuhan Ukraina yang menjadi pusat kesepakatan ekspor biji-bijian penting, telah menghancurkan senjata yang dipasok Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan ke Pelabuhan Odessa pad akhir pekan lalu sebagai tidakan "barbarisme Rusia". Ia mengatakan, serangan itu sama dengan keputusasaan setelah pihak-pihak yang bertikai mencapai kesepakatan untuk melepaskan ekspor dari fasilitas tersebut.
“Bahkan penjajah mengakui bahwa kami akan menang. Kami mendengarnya dalam percakapan mereka - sepanjang waktu, dalam apa yang mereka katakan kepada orang yang mereka cintai ketika mereka menghubungi mereka,” kata Zelenksy.
Turki membantu menengahi kesepakatan itu dan mengatakan telah menerima jaminan dari Moskow bahwa pasukan Rusia tidak bertanggung jawab. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia membatalkan bantahan tersebut pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa serangan itu telah menghancurkan sebuah kapal militer Ukraina dan senjata yang dikirim oleh Washington.
“Rudal-rudal jarak jauh presisi tinggi yang diluncurkan dari laut menghancurkan kapal perang Ukraina yang berlabuh dan persediaan rudal anti-kapal yang dikirim oleh AS ke rezim Kiev,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia. “Pabrik perbaikan dan peningkatan tentara Ukraina juga telah rusak,” lanjut pernyataan tersebut.
Negara-negara Barat mengulangi kecaman mereka atas serangan militer Rusia di Ukraina setelah serangan itu. Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyebut invasi itu sebagai perang melawan persatuan Eropa.
“Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah, kita tidak boleh membiarkan karya besar Eropa bersatu yang telah kita mulai dengan begitu menjanjikan dihancurkan,” katanya dalam pidato hari Minggu.
“Ini memotong rantai logistik mereka (Rusia) dan menghilangkan kemampuan mereka untuk melakukan pertempuran aktif dan melindungi Angkatan Bersenjata kami dengan penembakan berat,” katanya dalam komentar yang disiarkan televise, seperti dikutip dari Reuters.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Reznikov tentang penggunaan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS). Sementara Rusia mengatakan, serangan rudalnya di pelabuhan Ukraina yang menjadi pusat kesepakatan ekspor biji-bijian penting, telah menghancurkan senjata yang dipasok Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan ke Pelabuhan Odessa pad akhir pekan lalu sebagai tidakan "barbarisme Rusia". Ia mengatakan, serangan itu sama dengan keputusasaan setelah pihak-pihak yang bertikai mencapai kesepakatan untuk melepaskan ekspor dari fasilitas tersebut.
“Bahkan penjajah mengakui bahwa kami akan menang. Kami mendengarnya dalam percakapan mereka - sepanjang waktu, dalam apa yang mereka katakan kepada orang yang mereka cintai ketika mereka menghubungi mereka,” kata Zelenksy.
Turki membantu menengahi kesepakatan itu dan mengatakan telah menerima jaminan dari Moskow bahwa pasukan Rusia tidak bertanggung jawab. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia membatalkan bantahan tersebut pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa serangan itu telah menghancurkan sebuah kapal militer Ukraina dan senjata yang dikirim oleh Washington.
“Rudal-rudal jarak jauh presisi tinggi yang diluncurkan dari laut menghancurkan kapal perang Ukraina yang berlabuh dan persediaan rudal anti-kapal yang dikirim oleh AS ke rezim Kiev,” sebut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia. “Pabrik perbaikan dan peningkatan tentara Ukraina juga telah rusak,” lanjut pernyataan tersebut.
Negara-negara Barat mengulangi kecaman mereka atas serangan militer Rusia di Ukraina setelah serangan itu. Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyebut invasi itu sebagai perang melawan persatuan Eropa.
“Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah, kita tidak boleh membiarkan karya besar Eropa bersatu yang telah kita mulai dengan begitu menjanjikan dihancurkan,” katanya dalam pidato hari Minggu.
(esn)
tulis komentar anda