Giliran Zelensky Salahkan Rusia atas Kekacauan Sri Lanka
Kamis, 14 Juli 2022 - 13:19 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyalahkan Rusia atas kekacauan di Sri Lanka . Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken melontarkan komentar serupa.
Zelensky mengatakan kekacauan di Sri Lanka serta di seluruh dunia karena pemblokiran produk pangan selama invasi Rusia ke Ukraina.
“Salah satu taktik utama yang digunakan Rusia dalam invasi mereka ke Ukraina adalah menciptakan kejutan ekonomi," katanya.
"Kenaikan harga makanan dan bahan bakar yang mengejutkan menyebabkan ledakan sosial. Tidak ada yang tahu sekarang bagaimana itu akan berakhir," lanjut Zelensky, seperti dikutip Asia News International, Kamis (14/7/2022).
Zelensky menyoroti krisis di Sri Lanka selama pidatonya untuk Konferensi Kepemimpinan Asia di Seoul, kemarin.
Sri Lanka dilanda kekacauan setelah negara itu mengalami krisis ekonomi yang parah. Negara tersebut bangkrut setelah gagal membayar utang luar negeri sebesar USD51 miliar.
Negara itu kehabisan cadangan devisa, membuatnya tidak bisa mengimpor bahan-bahan kebutuhan pokok, obat-obatan dan bahan bakar minyak.
Demo besar telah pecah selama berhari-hari, memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari istana presiden. Rajapaksa kini melarikan diri ke Maladewa dan belum mengirim surat pengunduran diri, meski sudah menjanjikan akan lengser pada Rabu (13/7/2022).
Lantaran Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) presiden sampai negara itu memilih presiden baru melalui pemilu.
Penunjukan Wickremesinghe sebagai Plt presiden tidak meredam kemarahan rakyat. Mereka mendesak Wickremesinghe lengser.
Pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeklaim bahwa agresi Rusia ke Ukraina ikut menjadi penyebab kekacauan di Sri Lanka.
"Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia," kata Blinken.
"Meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia telah diperburuk secara signifikan oleh agresi Rusia terhadap Ukraina," ujar Blinken.
Zelensky mengatakan kekacauan di Sri Lanka serta di seluruh dunia karena pemblokiran produk pangan selama invasi Rusia ke Ukraina.
“Salah satu taktik utama yang digunakan Rusia dalam invasi mereka ke Ukraina adalah menciptakan kejutan ekonomi," katanya.
"Kenaikan harga makanan dan bahan bakar yang mengejutkan menyebabkan ledakan sosial. Tidak ada yang tahu sekarang bagaimana itu akan berakhir," lanjut Zelensky, seperti dikutip Asia News International, Kamis (14/7/2022).
Zelensky menyoroti krisis di Sri Lanka selama pidatonya untuk Konferensi Kepemimpinan Asia di Seoul, kemarin.
Sri Lanka dilanda kekacauan setelah negara itu mengalami krisis ekonomi yang parah. Negara tersebut bangkrut setelah gagal membayar utang luar negeri sebesar USD51 miliar.
Negara itu kehabisan cadangan devisa, membuatnya tidak bisa mengimpor bahan-bahan kebutuhan pokok, obat-obatan dan bahan bakar minyak.
Demo besar telah pecah selama berhari-hari, memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari istana presiden. Rajapaksa kini melarikan diri ke Maladewa dan belum mengirim surat pengunduran diri, meski sudah menjanjikan akan lengser pada Rabu (13/7/2022).
Lantaran Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) presiden sampai negara itu memilih presiden baru melalui pemilu.
Penunjukan Wickremesinghe sebagai Plt presiden tidak meredam kemarahan rakyat. Mereka mendesak Wickremesinghe lengser.
Pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengeklaim bahwa agresi Rusia ke Ukraina ikut menjadi penyebab kekacauan di Sri Lanka.
"Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia," kata Blinken.
"Meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia telah diperburuk secara signifikan oleh agresi Rusia terhadap Ukraina," ujar Blinken.
(min)
tulis komentar anda