Zelensky: Rusia Tembakkan Lebih dari 2.960 Rudal, Meneror Ukraina!
Kamis, 14 Juli 2022 - 10:15 WIB
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia sudah menembakkan lebih dari 2.960 rudal sejak invasi dimulai 24 Februari.
Menurutnya, serangan ribuan misil itu merupakan teror terhadap kota-kota Ukraina yang damai.
Jumlah rudal yang ditembakkan Rusia itu merupakan akumulasi serangan hingga Rabu (13/7/2022) saat dia menyampaikan pidato melalui video untuk Majelis Nasional Republik Korea di Seoul.
"Teror rudal. 2.960 rudalhingga pagi ini—begitulah jumlah rudal yang diluncurkan Rusia di kota-kota kami. Fasilitas sipil adalah target utama rudal-rudal ini," kata Zelensky.
Zelensky meminta masyarakat internasional membayangkan bagaimana rudal anti-kapal besar yang dirancang untuk menghancurkan kapal induk menghantam pusat perbelanjaan biasa atau sekolah. Dia menambahkan bahwa ada ratusan serangan semacam itu di Ukraina.
Zelensky berpikir bahwa tindakan semacam itu adalah taktik Rusia yang bertujuan untuk mengusir orang Ukraina keluar dari kota mereka dan membuat setiap orang Ukraina.
"Perang Rusia melawan Ukraina adalah masalah global. Akankah demokrasi menahan serangan tirani? Akankah umat manusia menemukan cara yang efektif untuk menanggapi teror yang disengaja dari negara yang lebih besar terhadap negara yang lebih kecil? Taktik Rusia tidak boleh menjadi norma global," paparnya.
Dalam pidatonya, Zelensky mengatakan bahwa puluhan ribu orang Ukraina ditahan di kamp-kamp penyaringan di wilayah yang sementara diduduki Rusia.
Dia mengeklaim ada jutaan orang Ukraina yang dibawa paksa ke Rusia.
"Bayangkan saja jumlah ini—2 juta orang. Ini adalah berapa banyak orang kami yang telah dibawa ke Rusia," katanya, seperti dikutip Ukrinform, Kamis (14/7/2022).
"Tidak ada yang akan menyebutkan jumlah pastinya saat ini—semua orang yang dideportasi ini kehilangan sarana komunikasi, identitas mereka telah diambil dari mereka, mereka diintimidasi dan dibawa ke daerah-daerah terpencil di Rusia, sehingga akan sesulit mungkin bagi mereka untuk pulang ke Tanah Air mereka."
"Wanita muda menghilang di sana. Saya yakin Anda semua mengerti apa yang terjadi pada mereka di sana," paparnya.
Pemerintah maupun militer Rusia belum berkomentar atas klaim Zelensky.
Menurutnya, serangan ribuan misil itu merupakan teror terhadap kota-kota Ukraina yang damai.
Jumlah rudal yang ditembakkan Rusia itu merupakan akumulasi serangan hingga Rabu (13/7/2022) saat dia menyampaikan pidato melalui video untuk Majelis Nasional Republik Korea di Seoul.
"Teror rudal. 2.960 rudalhingga pagi ini—begitulah jumlah rudal yang diluncurkan Rusia di kota-kota kami. Fasilitas sipil adalah target utama rudal-rudal ini," kata Zelensky.
Zelensky meminta masyarakat internasional membayangkan bagaimana rudal anti-kapal besar yang dirancang untuk menghancurkan kapal induk menghantam pusat perbelanjaan biasa atau sekolah. Dia menambahkan bahwa ada ratusan serangan semacam itu di Ukraina.
Zelensky berpikir bahwa tindakan semacam itu adalah taktik Rusia yang bertujuan untuk mengusir orang Ukraina keluar dari kota mereka dan membuat setiap orang Ukraina.
"Perang Rusia melawan Ukraina adalah masalah global. Akankah demokrasi menahan serangan tirani? Akankah umat manusia menemukan cara yang efektif untuk menanggapi teror yang disengaja dari negara yang lebih besar terhadap negara yang lebih kecil? Taktik Rusia tidak boleh menjadi norma global," paparnya.
Dalam pidatonya, Zelensky mengatakan bahwa puluhan ribu orang Ukraina ditahan di kamp-kamp penyaringan di wilayah yang sementara diduduki Rusia.
Dia mengeklaim ada jutaan orang Ukraina yang dibawa paksa ke Rusia.
"Bayangkan saja jumlah ini—2 juta orang. Ini adalah berapa banyak orang kami yang telah dibawa ke Rusia," katanya, seperti dikutip Ukrinform, Kamis (14/7/2022).
"Tidak ada yang akan menyebutkan jumlah pastinya saat ini—semua orang yang dideportasi ini kehilangan sarana komunikasi, identitas mereka telah diambil dari mereka, mereka diintimidasi dan dibawa ke daerah-daerah terpencil di Rusia, sehingga akan sesulit mungkin bagi mereka untuk pulang ke Tanah Air mereka."
"Wanita muda menghilang di sana. Saya yakin Anda semua mengerti apa yang terjadi pada mereka di sana," paparnya.
Pemerintah maupun militer Rusia belum berkomentar atas klaim Zelensky.
(min)
tulis komentar anda