AS Sukses Uji 2 Rudal Hipersonik di Tengah Ketegangan dengan Rusia dan China
Kamis, 14 Juli 2022 - 07:52 WIB
Senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.200 kilometer (3.853 mil) per jam.
Dalam tes senjata hipersonik terpisah, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengonfirmasi bahwa mereka berhasil melakukan tes pertama senjata hipersonik Operational Fires.
Tes dilakukan di White Sands Missile Range di New Mexico.
Tes yang berhasil menunjukkan kemajuan di antara berbagai upaya pengembangan senjata hipersonik AS, yang dalam beberapa kasus telah didominasi oleh tes yang gagal, meningkatnya pertanyaan tentang biaya dan meningkatnya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat tertinggal dalam apa yang telah menjadi perlombaan senjata negara adidaya.
Operational Fires adalah sistem yang diluncurkan dari darat yang akan secara cepat dan tepat menyerang target kritis dan sensitif terhadap waktu sambil menembus pertahanan udara modern musuh.
DARPA telah meminta dan menerima USD45 juta untuk Operational Fires pada tahun fiskal 2022.
Salah satu konsep Lockheed Martin untuk senjata DARPA adalah menggunakan peluncur High Mobility Artillery Rocket System(HIMARS) yang ada, seperti yang dikirim ke Ukraina, untuk meluncurkan senjata.
Pengumuman tes rudal hipersonik yang sukses ini muncul setelah uji terbang 29 Juni yang gagal dari jenis senjata hipersonik yang berbeda, Common Hypersonic Glide Body, di Pacific Missile Range Facility di Hawaii.
Kontraktor pertahanan berharap untuk memanfaatkan peralihan ke senjata hipersonik tidak hanya dengan membangunnya, tetapi juga dengan mengembangkan mekanisme deteksi.
Pembuat senjata seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman Corp dan Raytheon Technologies Corp semuanya telah menggembar-gemborkan program senjata hipersonik mereka kepada investor karena fokus dunia bergeser ke perlombaan senjata baru untuk kelas senjata yang baru muncul.
Dalam tes senjata hipersonik terpisah, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengonfirmasi bahwa mereka berhasil melakukan tes pertama senjata hipersonik Operational Fires.
Tes dilakukan di White Sands Missile Range di New Mexico.
Tes yang berhasil menunjukkan kemajuan di antara berbagai upaya pengembangan senjata hipersonik AS, yang dalam beberapa kasus telah didominasi oleh tes yang gagal, meningkatnya pertanyaan tentang biaya dan meningkatnya kekhawatiran bahwa Amerika Serikat tertinggal dalam apa yang telah menjadi perlombaan senjata negara adidaya.
Operational Fires adalah sistem yang diluncurkan dari darat yang akan secara cepat dan tepat menyerang target kritis dan sensitif terhadap waktu sambil menembus pertahanan udara modern musuh.
DARPA telah meminta dan menerima USD45 juta untuk Operational Fires pada tahun fiskal 2022.
Salah satu konsep Lockheed Martin untuk senjata DARPA adalah menggunakan peluncur High Mobility Artillery Rocket System(HIMARS) yang ada, seperti yang dikirim ke Ukraina, untuk meluncurkan senjata.
Pengumuman tes rudal hipersonik yang sukses ini muncul setelah uji terbang 29 Juni yang gagal dari jenis senjata hipersonik yang berbeda, Common Hypersonic Glide Body, di Pacific Missile Range Facility di Hawaii.
Kontraktor pertahanan berharap untuk memanfaatkan peralihan ke senjata hipersonik tidak hanya dengan membangunnya, tetapi juga dengan mengembangkan mekanisme deteksi.
Pembuat senjata seperti Lockheed Martin, Northrop Grumman Corp dan Raytheon Technologies Corp semuanya telah menggembar-gemborkan program senjata hipersonik mereka kepada investor karena fokus dunia bergeser ke perlombaan senjata baru untuk kelas senjata yang baru muncul.
tulis komentar anda