Ukraina Klaim Bunuh Jenderal Rusia dengan Roket Canggih HIMARS Amerika
Selasa, 12 Juli 2022 - 11:26 WIB
KHERSON - Militer Ukraina mengeklaim bahwa pasukannya telah membunuh seorang jenderal Rusia dengan sistem roket canggih HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS) .
Menurut militer Kiev, Kepala Staf Korps Angkatan Darat ke-22 dari Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, Mayor Jenderal Artem Nasbulin, tewas dalam serangan terhadap sebuah pos komando mobile di Tavriis'k, Kherson Oblast, kemarin (11/7/2022).
Dalam rekaman yang dirilis oleh militer Ukraina, High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS) yang dipasok AS—yang mencapai target hingga 50 mil jauhnya—terlihat menyerang target di dekat pembangkit listrik Nova Kakhovka.
Laporan dari militer Kiev itu juga mengeklaim bahwa HIMARS telah digunakan untuk menghantam situs amunisi dan 200 tentara Rusia.
Sebelum HIMARS diterima pasukan Ukraina, kota selatan Kherson yang diduduki Rusia berada di luar jangkauan pasukan Kiev.
Senjata itu juga digunakan dalam serangan sebelumnya di dekat Kherson di mana total 12 perwira Rusia, termasuk seorang kolonel, juga dikatakan tewas ketika misil yang dipasok Amerika menghantam pos komando mereka.
Serhiy Bratchuk, juru bicara kepala administrasi militer regional Odesa, mengatakan kepada pengikutnya di Telegram bahwa misil HIMARS menghantam target dan jenderal Nasbulin tewas.
"Ada informasi tentang pembubaran jenderal Rusia lainnya setelah rudal HIMARS menghantam markas besar di wilayah Kherson. Kepala staf Korps Angkatan Darat ke-22 dari Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (unit militer 73954, Simferopol) Mayor Jenderal Nasbulin telah pergi berperang," tulis Bratchuk, seperti dikutip Mail Online, Selasa (12/7/2022).
Sergey Khlan, penasihat kepala administrasi militer regional Kherson, mengatakan: "Menurut informasi awal, suara-suara yang terdengar pada malam hari di Kakhovka dan sekitarnya adalah serangan yang jelas dari angkatan bersenjata kami di Tavriis'k."
"Kami menghancurkan titik komando musuh yang bergerak, peralatan militer, radar dan antena, pertahanan udara di sana. Ada 200 orang Rusia," paparnya.
Militer Rusia belum berkomentar atas klaim Ukraina yang membunuh seorang jenderal Moskow dengan HIMARS Amerika. Namun, Kremlin selama ini mengecam tindakan Amerika yang memasok sistem roket canggih itu kepada Kiev.
Menurut militer Kiev, Kepala Staf Korps Angkatan Darat ke-22 dari Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, Mayor Jenderal Artem Nasbulin, tewas dalam serangan terhadap sebuah pos komando mobile di Tavriis'k, Kherson Oblast, kemarin (11/7/2022).
Dalam rekaman yang dirilis oleh militer Ukraina, High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS) yang dipasok AS—yang mencapai target hingga 50 mil jauhnya—terlihat menyerang target di dekat pembangkit listrik Nova Kakhovka.
Laporan dari militer Kiev itu juga mengeklaim bahwa HIMARS telah digunakan untuk menghantam situs amunisi dan 200 tentara Rusia.
Sebelum HIMARS diterima pasukan Ukraina, kota selatan Kherson yang diduduki Rusia berada di luar jangkauan pasukan Kiev.
Senjata itu juga digunakan dalam serangan sebelumnya di dekat Kherson di mana total 12 perwira Rusia, termasuk seorang kolonel, juga dikatakan tewas ketika misil yang dipasok Amerika menghantam pos komando mereka.
Serhiy Bratchuk, juru bicara kepala administrasi militer regional Odesa, mengatakan kepada pengikutnya di Telegram bahwa misil HIMARS menghantam target dan jenderal Nasbulin tewas.
"Ada informasi tentang pembubaran jenderal Rusia lainnya setelah rudal HIMARS menghantam markas besar di wilayah Kherson. Kepala staf Korps Angkatan Darat ke-22 dari Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (unit militer 73954, Simferopol) Mayor Jenderal Nasbulin telah pergi berperang," tulis Bratchuk, seperti dikutip Mail Online, Selasa (12/7/2022).
Sergey Khlan, penasihat kepala administrasi militer regional Kherson, mengatakan: "Menurut informasi awal, suara-suara yang terdengar pada malam hari di Kakhovka dan sekitarnya adalah serangan yang jelas dari angkatan bersenjata kami di Tavriis'k."
"Kami menghancurkan titik komando musuh yang bergerak, peralatan militer, radar dan antena, pertahanan udara di sana. Ada 200 orang Rusia," paparnya.
Militer Rusia belum berkomentar atas klaim Ukraina yang membunuh seorang jenderal Moskow dengan HIMARS Amerika. Namun, Kremlin selama ini mengecam tindakan Amerika yang memasok sistem roket canggih itu kepada Kiev.
(min)
tulis komentar anda