Remehkan Putin, Ukraina Sebut Mustahil Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir
Selasa, 05 Juli 2022 - 09:23 WIB
“Tentara Rusia mengobarkan perang biadab dan sebagian besar menghantam sasaran sipil," ujarnya.
“Pekan lalu, Rusia menyerang banyak kota dan kota kecil di Ukraina dengan rudal jarak jauh, menewaskan puluhan orang tak bersalah,” katanya.
Mengomentari klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tentang kehadiran ratusan personel intelijen AS dan Inggris yang beroperasi di Ukraina, Kuleba mengatakan bahwa itu semua adalah bagian dari propaganda Rusia.
“Menteri luar negeri Rusia mencoba satu atau lain cara untuk membenarkan perang agresif negaranya melawan Ukraina,” kata Kuleba, menambahkan bahwa alasan Lavrov menggelikan.
“Invasi Rusia, yang seharusnya mencapai tujuannya dalam beberapa hari, berlanjut sejauh ini untuk bulan kelima tanpa keberhasilan besar,” kata Kuleba.
Sekadar diketahui, Putin telah memerintahkan komandan militer Rusia untuk menempatkan senjata nuklirnya dalam siaga tinggi sejak awal invasinya ke Ukraina.
Perintah Putin itu sebagai respons atas tindakan negara-negara Barat yang dianggap sudah ikut campur dalam operasi militer Rusia ke Ukraina.
Kremlin pernah menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir Rusia dalam perang di Ukraina tidak dikesampingkan. Namun, itu hanya terjadi jika dalam kasus eksistensi Rusia benar-benar terancam.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru-baru ini mengatakan Putin sudah sekitar 35 kali mengancam perang nuklir sejak dimulainya invasi ke Ukraina.
Klaim Johnson itu mengutip lembaga think tank yang tidak dia sebutkan namanya.
“Pekan lalu, Rusia menyerang banyak kota dan kota kecil di Ukraina dengan rudal jarak jauh, menewaskan puluhan orang tak bersalah,” katanya.
Mengomentari klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tentang kehadiran ratusan personel intelijen AS dan Inggris yang beroperasi di Ukraina, Kuleba mengatakan bahwa itu semua adalah bagian dari propaganda Rusia.
“Menteri luar negeri Rusia mencoba satu atau lain cara untuk membenarkan perang agresif negaranya melawan Ukraina,” kata Kuleba, menambahkan bahwa alasan Lavrov menggelikan.
“Invasi Rusia, yang seharusnya mencapai tujuannya dalam beberapa hari, berlanjut sejauh ini untuk bulan kelima tanpa keberhasilan besar,” kata Kuleba.
Sekadar diketahui, Putin telah memerintahkan komandan militer Rusia untuk menempatkan senjata nuklirnya dalam siaga tinggi sejak awal invasinya ke Ukraina.
Perintah Putin itu sebagai respons atas tindakan negara-negara Barat yang dianggap sudah ikut campur dalam operasi militer Rusia ke Ukraina.
Kremlin pernah menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir Rusia dalam perang di Ukraina tidak dikesampingkan. Namun, itu hanya terjadi jika dalam kasus eksistensi Rusia benar-benar terancam.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru-baru ini mengatakan Putin sudah sekitar 35 kali mengancam perang nuklir sejak dimulainya invasi ke Ukraina.
Klaim Johnson itu mengutip lembaga think tank yang tidak dia sebutkan namanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda