Remehkan Putin, Ukraina Sebut Mustahil Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir
Selasa, 05 Juli 2022 - 09:23 WIB
KIEV - Ukraina meremehkan ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan menggunakan senjata nuklir jika konflik meningkat.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan mustahil bagi Rusia untuk menggunakan persenjataan nuklirnya untuk menyerang Ukraina.
“Tidak mungkin Rusia akan menggunakan senjata nuklir, tetapi para pejabat dan juru bicaranya di propaganda televisi membicarakannya dengan santai. Saya yakin mereka harus dihukum karena ancaman penggunaan senjata nuklir,” kata Kuleba dalam wawancaranya dengan Asharq Al-Awsat.
Menurut Kuleba, Rusia yang mengancam akan menggunakan senjata nuklir terhadap negara berdaulat lainnya harus diisolasi dari teater internasional.
“Selama agresinya, Rusia telah menunjukkan pengabaian sepenuhnya terhadap keselamatan nuklir,” kata Kuleba.
Dia juga meremehkan ancaman Moskow yang akan menyerang target baru di Ukraina jika Barat mengirim rudal jarak jauh ke Kiev. "Itu adalah ancaman kosong," katanya.
“Putin sudah tanpa pandang bulu menghantam sasaran di Ukraina, dan dia sudah terlibat dalam perang agresi brutal terhadap Ukraina,” ujar diplomat top Ukraina tersebut, yang dilansir Selasa (5/7/2022).
“Dia (Putin) melakukan segala sesuatu yang menakutkan Ukraina dan dia terus membunuh orang Ukraina setiap hari."
“Tentara Rusia mengobarkan perang biadab dan sebagian besar menghantam sasaran sipil," ujarnya.
“Pekan lalu, Rusia menyerang banyak kota dan kota kecil di Ukraina dengan rudal jarak jauh, menewaskan puluhan orang tak bersalah,” katanya.
Mengomentari klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tentang kehadiran ratusan personel intelijen AS dan Inggris yang beroperasi di Ukraina, Kuleba mengatakan bahwa itu semua adalah bagian dari propaganda Rusia.
“Menteri luar negeri Rusia mencoba satu atau lain cara untuk membenarkan perang agresif negaranya melawan Ukraina,” kata Kuleba, menambahkan bahwa alasan Lavrov menggelikan.
“Invasi Rusia, yang seharusnya mencapai tujuannya dalam beberapa hari, berlanjut sejauh ini untuk bulan kelima tanpa keberhasilan besar,” kata Kuleba.
Sekadar diketahui, Putin telah memerintahkan komandan militer Rusia untuk menempatkan senjata nuklirnya dalam siaga tinggi sejak awal invasinya ke Ukraina.
Perintah Putin itu sebagai respons atas tindakan negara-negara Barat yang dianggap sudah ikut campur dalam operasi militer Rusia ke Ukraina.
Kremlin pernah menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir Rusia dalam perang di Ukraina tidak dikesampingkan. Namun, itu hanya terjadi jika dalam kasus eksistensi Rusia benar-benar terancam.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru-baru ini mengatakan Putin sudah sekitar 35 kali mengancam perang nuklir sejak dimulainya invasi ke Ukraina.
Klaim Johnson itu mengutip lembaga think tank yang tidak dia sebutkan namanya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan mustahil bagi Rusia untuk menggunakan persenjataan nuklirnya untuk menyerang Ukraina.
“Tidak mungkin Rusia akan menggunakan senjata nuklir, tetapi para pejabat dan juru bicaranya di propaganda televisi membicarakannya dengan santai. Saya yakin mereka harus dihukum karena ancaman penggunaan senjata nuklir,” kata Kuleba dalam wawancaranya dengan Asharq Al-Awsat.
Menurut Kuleba, Rusia yang mengancam akan menggunakan senjata nuklir terhadap negara berdaulat lainnya harus diisolasi dari teater internasional.
“Selama agresinya, Rusia telah menunjukkan pengabaian sepenuhnya terhadap keselamatan nuklir,” kata Kuleba.
Dia juga meremehkan ancaman Moskow yang akan menyerang target baru di Ukraina jika Barat mengirim rudal jarak jauh ke Kiev. "Itu adalah ancaman kosong," katanya.
“Putin sudah tanpa pandang bulu menghantam sasaran di Ukraina, dan dia sudah terlibat dalam perang agresi brutal terhadap Ukraina,” ujar diplomat top Ukraina tersebut, yang dilansir Selasa (5/7/2022).
“Dia (Putin) melakukan segala sesuatu yang menakutkan Ukraina dan dia terus membunuh orang Ukraina setiap hari."
“Tentara Rusia mengobarkan perang biadab dan sebagian besar menghantam sasaran sipil," ujarnya.
“Pekan lalu, Rusia menyerang banyak kota dan kota kecil di Ukraina dengan rudal jarak jauh, menewaskan puluhan orang tak bersalah,” katanya.
Mengomentari klaim Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tentang kehadiran ratusan personel intelijen AS dan Inggris yang beroperasi di Ukraina, Kuleba mengatakan bahwa itu semua adalah bagian dari propaganda Rusia.
“Menteri luar negeri Rusia mencoba satu atau lain cara untuk membenarkan perang agresif negaranya melawan Ukraina,” kata Kuleba, menambahkan bahwa alasan Lavrov menggelikan.
“Invasi Rusia, yang seharusnya mencapai tujuannya dalam beberapa hari, berlanjut sejauh ini untuk bulan kelima tanpa keberhasilan besar,” kata Kuleba.
Sekadar diketahui, Putin telah memerintahkan komandan militer Rusia untuk menempatkan senjata nuklirnya dalam siaga tinggi sejak awal invasinya ke Ukraina.
Perintah Putin itu sebagai respons atas tindakan negara-negara Barat yang dianggap sudah ikut campur dalam operasi militer Rusia ke Ukraina.
Kremlin pernah menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir Rusia dalam perang di Ukraina tidak dikesampingkan. Namun, itu hanya terjadi jika dalam kasus eksistensi Rusia benar-benar terancam.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson baru-baru ini mengatakan Putin sudah sekitar 35 kali mengancam perang nuklir sejak dimulainya invasi ke Ukraina.
Klaim Johnson itu mengutip lembaga think tank yang tidak dia sebutkan namanya.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(min)
tulis komentar anda