Israel Hendak Caplok Tepi Barat: Dunia Menentang, AS Beri Lampu Hijau
Kamis, 25 Juni 2020 - 03:32 WIB
AS Bela Netanyahu
Tetapi pemerintahan Presiden Donald Trump, sekutu dekat Netanyahu, telah menolak untuk mengkritik aneksasi dan telah menolak konsensus dari sebagian besar dunia bahwa permukiman Israel di tanah Palestina adalah ilegal.
"Keputusan tentang Israel yang memperluas kedaulatan ke tempat-tempat itu adalah keputusan yang harus dibuat oleh orang Israel," kata Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo kepada wartawan di Washington.
Trump pada bulan Januari meluncurkan proposal perdamaian Timur Tengah yang akan membuka jalan bagi Israel untuk mencaplok wilayah-wilayah di sekitar pemukiman Yahudi dan Lembah Yordan yang direbutnya dalam Perang Enam Hari 1967.
Palestina, dalam proposal itu, akan memiliki negara merdeka tetapi negara yang didemiliterisasi dengan ibu kota di pinggiran Yerusalem yang diperebutkan.
Rencana itu juga menyerukan investasi ekonomi besar ke daerah-daerah Palestina, yang sebagian besar didanai oleh negara-negara Teluk Arab yang menemukan alasan bersama dengan Netanyahu dan Trump dalam permusuhannya terhadap Iran.
Namun sekutu AS, termasuk Uni Emirat Arab dan Yordania, satu dari dua negara Arab yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, telah memperingatkan bahwa aneksasi akan membahayakan harapan negara Yahudi itu untuk memiliki hubungan yang lebih baik.
Pompeo mengesampingkan kekhawatiran seperti itu, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat berbicara dengan semua negara di kawasan itu tentang minggu-minggu mendatang.
"Saya hanya menyesal bahwa Otoritas Palestina telah menolak untuk berpartisipasi dalam itu," kata Pompeo. (Baca juga: Ribuan Anggota Parlemen Negara Eropa Desak Israel Batalkan Rencana Aneksasi Tepi Barat )
Palestina Desak Aksi
Tetapi pemerintahan Presiden Donald Trump, sekutu dekat Netanyahu, telah menolak untuk mengkritik aneksasi dan telah menolak konsensus dari sebagian besar dunia bahwa permukiman Israel di tanah Palestina adalah ilegal.
"Keputusan tentang Israel yang memperluas kedaulatan ke tempat-tempat itu adalah keputusan yang harus dibuat oleh orang Israel," kata Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo kepada wartawan di Washington.
Trump pada bulan Januari meluncurkan proposal perdamaian Timur Tengah yang akan membuka jalan bagi Israel untuk mencaplok wilayah-wilayah di sekitar pemukiman Yahudi dan Lembah Yordan yang direbutnya dalam Perang Enam Hari 1967.
Palestina, dalam proposal itu, akan memiliki negara merdeka tetapi negara yang didemiliterisasi dengan ibu kota di pinggiran Yerusalem yang diperebutkan.
Rencana itu juga menyerukan investasi ekonomi besar ke daerah-daerah Palestina, yang sebagian besar didanai oleh negara-negara Teluk Arab yang menemukan alasan bersama dengan Netanyahu dan Trump dalam permusuhannya terhadap Iran.
Namun sekutu AS, termasuk Uni Emirat Arab dan Yordania, satu dari dua negara Arab yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, telah memperingatkan bahwa aneksasi akan membahayakan harapan negara Yahudi itu untuk memiliki hubungan yang lebih baik.
Pompeo mengesampingkan kekhawatiran seperti itu, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat berbicara dengan semua negara di kawasan itu tentang minggu-minggu mendatang.
"Saya hanya menyesal bahwa Otoritas Palestina telah menolak untuk berpartisipasi dalam itu," kata Pompeo. (Baca juga: Ribuan Anggota Parlemen Negara Eropa Desak Israel Batalkan Rencana Aneksasi Tepi Barat )
Palestina Desak Aksi
tulis komentar anda