7 Howitzer Jerman Tiba di Ukraina, Kiev Beri Jaminan Ini

Kamis, 23 Juni 2022 - 04:45 WIB
Howitzer PzH 2000 self-propelled 155-milimeter Jerman. Foto/REUTERS
KIEV - Pengiriman tujuh howitzer PzH 2000 self-propelled 155-milimeter Jerman telah tiba di Ukraina. Pernyataan itu diungkapkan Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht kepada anggota parlemen pada Rabu (22/6/2022).

Dia mengatakan Kiev berjanji tidak menyerang target di Rusia dengan senjata Jerman tersebut.

“Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov mengunjungi Brussel pekan lalu dan mengambil bagian dalam beberapa pertemuan di sana,” ungkap Christine Lambrecht dalam laporan kepada parlemen Bundestag.





Dia menjelaskan, “Penting baginya untuk membuat jaminan yang jelas bahwa senjata itu hanya akan digunakan untuk pertahanan dan tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia. Dia melakukan."

Pada Selasa, Reznikov mengumumkan pengiriman PzH 2000 ke Ukraina. Dia secara pribadi berterima kasih kepada Lambrecht atas kiriman tersebut dan mengatakan pasukan Ukraina yang dilatih Jerman "akan membawa panas ke medan perang".



Pemerintah Ukraina memberikan janji serupa kepada pemasok senjata berat Barat lainnya, yang khawatir penggunaannya terhadap target di Rusia dapat meningkatkan konflik secara serius.

Para pejabat di Kiev mengindikasikan mereka menganggap Krimea sebagai bagian dari negara mereka daripada Rusia. Karena alasan itu, kemungkinan Krimea akan diserang dengan senjata Barat.

Menteri Pertahanan Jerman mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mulai pekan depan spesialis artileri Ukraina akan memulai pelatihan dalam penggunaan varian Jerman dari sistem roket M270 MLRS buatan Amerika Serikat (AS), MARS II.

“Berlin akan mengirim tiga peluncur tersebut ke Ukraina, turun dari rencana awal untuk empat unit,” ujar dia.

Pada Selasa, Berlin merilis rincian senjata dan peralatan militer yang dijanjikan akan dikirim ke Ukraina.

Di antara senjata berat dalam daftar adalah 54 pengangkut personel lapis baja M113, 30 senjata anti-pesawat self-propelled Gepard dan satu sistem pertahanan udara IRIS-T SLM.

Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More