Bakteri Berbahaya Antraks Terdeteksi di Rusia Selatan, 1 Orang Terjangkit

Kamis, 23 Juni 2022 - 05:01 WIB
Anak sapi divaksinasi antraks di Rusia. Foto/sputnik
MOSKOW - Seorang wanita di wilayah Stavropol, Rusia selatan, didiagnosis terinfeksi bakteri berbahaya, antraks. Informasi itu diungkapkan pihak berwenang setempat pada Selasa (21/6/2022).

Gubernur Stavropol Vladimir Vladimirov melalui Telegram mengumumkan dia telah menerima informasi yang membutuhkan perhatian penuh tentang seorang penduduk desa Rozhdestvenskaya yang terjangkit antraks.

Pasien wanita itu dalam kondisi yang stabil, dengan petugas medis yang merawatnya. “Nyawa wanita itu keluar dari bahaya,” ungkap gubernur itu.





Apa itu antraks? Antraks adalah penyakit menular yang serius, yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis, yang kadang-kadang ditemukan di daerah pedesaan dan paling sering menyerang ternak.

Manusia dapat tertular dari hewan, biasanya dari bangkai yang terinfeksi, serta dari wol, rambut, dan kulit.



Penyakit ini dapat terjadi pada kulit, paru-paru, dan usus. Antraks pernapasan paling berbahaya dan memiliki tingkat kematian dari 50% hingga 80% bahkan dengan pengobatan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS).

Namun, yang paling umum adalah bentuk penyakit kulit, yang mematikan pada kurang dari 24% kasus tanpa pengobatan.

Penyakit ini sering dimulai dengan gejala seperti flu, yang kemudian dapat berkembang menjadi masalah pernapasan yang serius.

Ratusan ribu orang meninggal karena antraks sebelum abad ke-20, tetapi jumlah kasus telah sangat berkurang karena penggunaan antibiotik untuk mengobati pasien dan vaksinasi hewan.

Beberapa negara telah mengembangkan antraks sebagai senjata biologis.

Menurut pejabat Rusia, penyakit itu termasuk di antara patogen yang dipelajari di biolab rahasia yang didanai AS di Ukraina, yang ditemukan selama operasi militer Moskow.

Bagaimana wanita itu bisa terinfeksi? Media Rusia melacak pasien antraks tersebut. Media mengidentifikasi dia hanya sebagai Siyadat berusia 50 tahun.

Dia dilaporkan terinfeksi saat menyembelih anak sapi jantan. Wanita itu awalnya tidak memperhatikan luka kecil yang muncul di jarinya, namun terus membesar dan terasa nyeri.

Siyadat mencari perhatian medis dan didiagnosis menderita antraks. Dia telah ditempatkan di rumah sakit penyakit menular dan sekarang dirawat dengan antibiotik, menurut laporan.

“Saya mengalami abses. Darah terkumpul di bawah kulit, dan kemudian jari saya menjadi gelap. Dokter mendiagnosis (saya menderita antraks). Saya tidak memiliki ruam atau apa pun. Semuanya baik-baik saja. Saya seorang wanita sehat seberat 105 kilogram,” ujar pasien itu kepada situs web Life.

Siyadat juga mengungkapkan dia memiliki masalah yang sama sekitar delapan tahun yang lalu tetapi sembuh sendiri tanpa bantuan medis.

Apakah penyakit itu akan menyebar? Lembaga Penelitian Anti Wabah Stavropol, yang diawasi badan pengawas konsumen Rusia Rospotrbnadzor, meyakinkan pada Rabu bahwa, “Tidak ada alasan bagi penyakit itu untuk menyebar.”

“Langkah-langkah yang ditujukan untuk melokalisasi dan memberantas hotspot antraks telah dilakukan secara penuh,” papar lembaga itu.

Vaksinasi ternak skala besar sedang berlangsung di Rozhdestvenskaya, menurut media.

Kerabat Siyadat ditempatkan dalam pengawasan medis meskipun tidak ada dari mereka yang terinfeksi.

Kasus penularan antraks dari manusia ke manusia umumnya sangat jarang terjadi. Penduduk desa telah diberitahu untuk lebih memperhatikan kebersihan dan sering mencuci tangan.

Kepala konsultan penyakit menular Kementerian Kesehatan setempat Larisa Tkachenko mengingatkan kasus antraks terakhir terdaftar di Stavropol pada 2019.

Tetapi tidak ada kematian yang disebabkan oleh penyakit itu di wilayah tersebut setidaknya selama satu dekade, menurut dia.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More