Serang Pabrik Kapal, Rusia Klaim Tewaskan 500 Tentara Ukraina
Rabu, 22 Juni 2022 - 21:47 WIB
MOSKOW - Serangan Rusia pada hari Selasa terhadap pabrik pembuatan kapal di pelabuhan Nikolaev Ukraina menewaskan sebanyak 500 tentara. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Rusia selama konferensi pers harian pada Rabu (22/6/2022).
"Pasukan itu milik Brigade Mekanik ke-59 Angkatan Darat Ukraina," kata laporan itu, yang diyakini berlindung di Galangan Kapal Okean seperti dikutip dari Russia Today.
Fasilitas ini terletak di bagian selatan kota Ukraina yang berdiri di atas sungai besar sekitar 60 kilometer ke daratan dari Laut Hitam.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Angkatan Udaranya telah menggunakan senjata presisi untuk menyerang bengkel pabrik, membunuh anggota militer Ukraina dan menghancurkan senjata serta kendaraan militer.
Sumber-sumber Ukraina melaporkan beberapa serangan rudal jelajah Rusia yang menargetkan Nikolaev pada hari Selasa kemarin.
"Serangan ini menyebabkan kerusakan infrastruktur pelabuhan, bangunan industri dan jaringan listrik, dan menghancurkan beberapa truk," kata militer Ukraina.
Dalam briefing tersebut, Rusia juga mengklaim telah menghancurkan Brigade Infanteri Bermotor ke-57. Laporan tersebut mengklaim bahwa unit Ukraina kehilangan lebih dari 60% kekuatannya selama pertempuran untuk wilayah yang diklaim oleh Republik Rakyat Lugansk yang bersekutu dengan Moskow.
"Brigade itu melarikan diri dari posisinya dengan melanggar perintah dari komandonya untuk bertahan," kata militer Rusia.
Pekan lalu, militer Rusia mengklaim telah membunuh sejumlah perwira tinggi Ukraina setelah menyerang sebuah kompleks tempat pertemuan komandan sejumlah unit Ukraina berlangsung.
Rusia menyerang negara tetangganya itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan berakhir pada pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis itu dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
"Pasukan itu milik Brigade Mekanik ke-59 Angkatan Darat Ukraina," kata laporan itu, yang diyakini berlindung di Galangan Kapal Okean seperti dikutip dari Russia Today.
Fasilitas ini terletak di bagian selatan kota Ukraina yang berdiri di atas sungai besar sekitar 60 kilometer ke daratan dari Laut Hitam.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Angkatan Udaranya telah menggunakan senjata presisi untuk menyerang bengkel pabrik, membunuh anggota militer Ukraina dan menghancurkan senjata serta kendaraan militer.
Sumber-sumber Ukraina melaporkan beberapa serangan rudal jelajah Rusia yang menargetkan Nikolaev pada hari Selasa kemarin.
"Serangan ini menyebabkan kerusakan infrastruktur pelabuhan, bangunan industri dan jaringan listrik, dan menghancurkan beberapa truk," kata militer Ukraina.
Dalam briefing tersebut, Rusia juga mengklaim telah menghancurkan Brigade Infanteri Bermotor ke-57. Laporan tersebut mengklaim bahwa unit Ukraina kehilangan lebih dari 60% kekuatannya selama pertempuran untuk wilayah yang diklaim oleh Republik Rakyat Lugansk yang bersekutu dengan Moskow.
"Brigade itu melarikan diri dari posisinya dengan melanggar perintah dari komandonya untuk bertahan," kata militer Rusia.
Baca Juga
Pekan lalu, militer Rusia mengklaim telah membunuh sejumlah perwira tinggi Ukraina setelah menyerang sebuah kompleks tempat pertemuan komandan sejumlah unit Ukraina berlangsung.
Rusia menyerang negara tetangganya itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan berakhir pada pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis itu dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(ian)
tulis komentar anda