AS Cemaskan 2 Warganya yang Ditangkap Rusia di Ukraina Bakal Dihukum Mati
Rabu, 22 Juni 2022 - 04:37 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mencemaskan dua warganya yang ditangkap pasukan Rusia saat berperang membela Ukraina . Sebab, keduanya terancam dihukum mati.
Kecemasan Wasington muncul setelah juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyarankan hukuman mati bagi kedua warga Amerika tersebut.
“Mengerikan bahwa seorang pejabat publik di Rusia bahkan menyarankan hukuman mati bagi dua warga negara Amerika yang berada di Ukraina. Dan kami akan terus mencoba dan mempelajari apa yang kami bisa tentang ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa.
Alexander John-Robert Drueke dan Andy Tai Ngoc Huynh telah berperang membela pemerintah Kiev di daerah utara Kharkiv.
Mereka dilaporkan hilang pada 9 Juni, pada hari yang sama ketika pengadilan di Donetsk menghukum dua warga Inggris dan seorang warga Maroko karena menjadi tentara bayaran untuk Ukraina. Ketiganya dijatuhi hukuman mati.
Jumat lalu, Drueke dan Huynh diperlihatkan dalam keadaan hidup dan berada di fasilitas penahanan di Donetsk, memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan mengalami nasib yang sama.
Ditanya tentang mereka oleh NBC News, Peskov menyebut Drueke dan Huynh adalah tentara bayaran yang terlibat dalam kegiatan ilegal dan menembaki pasukan Rusia. Menurutnya, nasib mereka akan tergantung pada penyelidikan dan persidangan berikutnya.
"Bagaimanapun, itu sama mengkhawatirkannya, apakah mereka benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan di sini dan ini bisa menjadi hasil, bahwa mereka dapat memungut hukuman mati terhadap dua orang Amerika di Ukraina," kata Kirby, seperti dikuti dari Russia Today, Rabu (22/6/2022).
Kecemasan Wasington muncul setelah juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyarankan hukuman mati bagi kedua warga Amerika tersebut.
“Mengerikan bahwa seorang pejabat publik di Rusia bahkan menyarankan hukuman mati bagi dua warga negara Amerika yang berada di Ukraina. Dan kami akan terus mencoba dan mempelajari apa yang kami bisa tentang ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa.
Alexander John-Robert Drueke dan Andy Tai Ngoc Huynh telah berperang membela pemerintah Kiev di daerah utara Kharkiv.
Mereka dilaporkan hilang pada 9 Juni, pada hari yang sama ketika pengadilan di Donetsk menghukum dua warga Inggris dan seorang warga Maroko karena menjadi tentara bayaran untuk Ukraina. Ketiganya dijatuhi hukuman mati.
Jumat lalu, Drueke dan Huynh diperlihatkan dalam keadaan hidup dan berada di fasilitas penahanan di Donetsk, memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan mengalami nasib yang sama.
Ditanya tentang mereka oleh NBC News, Peskov menyebut Drueke dan Huynh adalah tentara bayaran yang terlibat dalam kegiatan ilegal dan menembaki pasukan Rusia. Menurutnya, nasib mereka akan tergantung pada penyelidikan dan persidangan berikutnya.
"Bagaimanapun, itu sama mengkhawatirkannya, apakah mereka benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan di sini dan ini bisa menjadi hasil, bahwa mereka dapat memungut hukuman mati terhadap dua orang Amerika di Ukraina," kata Kirby, seperti dikuti dari Russia Today, Rabu (22/6/2022).
tulis komentar anda