NATO Janjikan Lebih Banyak Senjata Berat untuk Ukraina
Rabu, 15 Juni 2022 - 08:22 WIB
Presiden Rumania Klaus Johannis, Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen, PM Belgia Alexander De Croo, PM Polandia Mateusz Morawiecki, PM Portugis Antonio Costa, dan PM Latvia Krisjanis Karins juga menghadiri pertemuan di Belanda.
Stoltenberg sebelumnya mengunjungi Swedia dan Finlandia, yang telah mendaftar untuk bergabung dengan NATO tetapi kemungkinan besar tidak akan diundang secara resmi ke KTT 29-30 Juni di Madrid, karena keberatan Turki.
Sementara itu, Perwakilan Tetap AS untuk NATO Julianne Smith dilaporkan mengatakan negara-negara NATO berusaha beradaptasi dengan tuntutan Kiev untuk senjata tambahan, yang terus berubah.
Menurut Pentagon, upaya awal memasok Ukraina difokuskan pada rudal anti-tank dan anti-pesawat portabel, tetapi sekarang beralih ke tank dan artileri berat karena sifat pertempuran saat ini di Donbass.
Mikhail Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan Kiev sangat membutuhkan 1.000 howitzer, 300 sistem roket multi-peluncuran, 500 tank, 2.000 kendaraan lapis baja, dan 1.000 drone.
Sementara AS hanya menjanjikan empat peluncur roket HIMARS, kepala kebijakan Pentagon, Colin Kahl, pada Selasa mengungkapkan Ukraina akan dipasok dengan peluru kendali berat, dengan jangkauan 70 kilometer.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah tiba di Brussel, di mana dia akan memimpin pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina untuk membahas cara terbaik memasok ke Kiev.
Menurut seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip rilis berita Pentagon, “Warga Ukraina paling tahu apa yang mereka hadapi, dan kami secara aktif mencari informasi mereka tentang kondisi medan perang.”
“Secara umum, kami menganggap penilaian mereka dapat diandalkan dan valid,” papar pejabat itu.
Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Stoltenberg sebelumnya mengunjungi Swedia dan Finlandia, yang telah mendaftar untuk bergabung dengan NATO tetapi kemungkinan besar tidak akan diundang secara resmi ke KTT 29-30 Juni di Madrid, karena keberatan Turki.
Sementara itu, Perwakilan Tetap AS untuk NATO Julianne Smith dilaporkan mengatakan negara-negara NATO berusaha beradaptasi dengan tuntutan Kiev untuk senjata tambahan, yang terus berubah.
Menurut Pentagon, upaya awal memasok Ukraina difokuskan pada rudal anti-tank dan anti-pesawat portabel, tetapi sekarang beralih ke tank dan artileri berat karena sifat pertempuran saat ini di Donbass.
Mikhail Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan Kiev sangat membutuhkan 1.000 howitzer, 300 sistem roket multi-peluncuran, 500 tank, 2.000 kendaraan lapis baja, dan 1.000 drone.
Sementara AS hanya menjanjikan empat peluncur roket HIMARS, kepala kebijakan Pentagon, Colin Kahl, pada Selasa mengungkapkan Ukraina akan dipasok dengan peluru kendali berat, dengan jangkauan 70 kilometer.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah tiba di Brussel, di mana dia akan memimpin pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina untuk membahas cara terbaik memasok ke Kiev.
Menurut seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip rilis berita Pentagon, “Warga Ukraina paling tahu apa yang mereka hadapi, dan kami secara aktif mencari informasi mereka tentang kondisi medan perang.”
“Secara umum, kami menganggap penilaian mereka dapat diandalkan dan valid,” papar pejabat itu.
Rusia menyerang negara tetangga pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
tulis komentar anda