Jubir Kremlin: Rusia Tertarik pada Pembicaraan Senjata Nuklir dengan AS

Selasa, 07 Juni 2022 - 06:00 WIB
Ilustrasi
MOSKOW - Moskow tertarik pada pembicaraan senjata nuklir dengan Washington, tetapi negosiasi tidak mungkin terjadi dalam situasi saat ini. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Presiden Rusia , Dmitry Peskov, Senin (6/6/2022).

"Kami tertarik (dalam pembicaraan semacam itu) karena kami percaya bahwa (perlu) untuk melanjutkan pembicaraan dan membahas masalah ini mengingat pergeseran tektonik di bidang keamanan Eropa dan bahkan global. Pembicaraan semacam itu diperlukan, seluruh dunia membutuhkannya," ujar Peskov, seperti dikutip dari TASS.





Komentar Peskov ini merupakan tanggapan atas pernyataan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Rusia, John Sullivan, yang mengatakan pembicaraan senjata nuklir AS-Rusia tidak mungkin dilanjutkan dalam situasi saat ini.

"Mungkin, kita harus setuju dengan Duta Besar, bahwa tampaknya tidak mungkin saat ini. Tetapi, cepat atau lambat kita harus kembali ke masalah ini," tambah juru bicara Kremlin itu.

Sebelumnya, Sullivan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan TASS, bahwa dia tidak diperintahkan oleh Washington untuk mempersiapkan negosiasi semacam itu.



“Pembicaraan Rusia-AS tentang senjata nuklir dalam kondisi saat ini tidak mungkin dimulai kembali, meskipun masalah ini penting bagi hubungan bilateral,” kata Sullivan.

"Saya tidak tahu," katanya menjawab pertanyaan tentang apakah pembicaraan AS-Rusia tentang masalah senjata nuklir dimungkinkan.

"Ini jelas bukan sesuatu yang saya perintahkan oleh Washington untuk dipersiapkan. Di sisi lain, ini adalah salah satu masalah paling signifikan antara AS dan Rusia," tambah Duta Besar itu.



Sullivan menunjukkan bahwa salah satu hal pertama yang dilakukan Joe Biden sebagai presiden AS adalah perpanjangan lima tahun dari Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START, secara tidak resmi dikenal sebagai START III).

"Ini adalah lima tahun berjalan dari 5 Februari 2021 hingga 2026, ketika Perjanjian Mulai Baru berakhir. Itu hanya dapat diperpanjang sekali selama 5 tahun dan kami telah melakukannya sekarang. Kami saat ini tidak terlibat dalam pembicaraan,” ungkap Sullivan.

“Kami melakukannya tahun lalu sebagai tindak lanjut- diskusi ketika perjanjian itu diperpanjang, tetapi pembicaraan itu belum dilanjutkan sejak 24 Februari," lanjut diplomat itu.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More