Terus Pasok Senjata, Putin Peringatkan Macron dan Scholz
Minggu, 29 Mei 2022 - 10:49 WIB
Laporan presiden Prancis pada panggilan hari Jumat mencatat bahwa Macron dan Scholz juga meminta Putin untuk melepaskan sekitar 2.500 pejuang Ukraina yang bertahan selama berminggu-minggu di dalam pabrik baja Azovstal di Mariupol dan kemudian menyerah kepada tentara Rusia.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Kremlinitu ketiga pemimpin sepakat untuk tetap berhubungan.
Peringatan baru Putin atas persenjataan Barat datang ketika para pejabat Ukraina telah menekan negara-negara Barat untuk senjata yang lebih canggih dan kuat, terutama beberapa sistem peluncur roket, untuk bersaing dengan senjata Rusia dalam serangan yang sedang berlangsung di Donbas.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) tidak akan mengkonfirmasi laporan media pada hari Jumat yang mengklaim bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang bersiap untuk mengirim sistem roket jarak jauh ke Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk AS mencap langkah seperti itu sebagai tidak dapat diterima dan meminta pemerintah Biden untuk meninggalkan pernyataan tentang kemenangan militer Ukraina.
Sebuah postingan Telegram yang diterbitkan di saluran resmi kedutaan Rusia mengutip duta besar Anatoliy Antonov yang mengatakan bahwa pengiriman senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina secara signifikan meningkatkan risiko eskalasi konflik.
Pemerintahan Biden dan sekutunya telah memberi Ukraina senjata yang semakin canggih dan beragam untuk memerangi pasukan invasi Rusia, termasuk persenjataan jarak jauh, seperti meriam howitzer M777. Pada 11 Mei, DPR AS meloloskan paket bantuan USD40 miliar untuk Ukraina, termasuk USD8,7 miliar untuk mengisi kembali stok persenjataan AS yang dikirim ke Ukraina.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Kremlinitu ketiga pemimpin sepakat untuk tetap berhubungan.
Peringatan baru Putin atas persenjataan Barat datang ketika para pejabat Ukraina telah menekan negara-negara Barat untuk senjata yang lebih canggih dan kuat, terutama beberapa sistem peluncur roket, untuk bersaing dengan senjata Rusia dalam serangan yang sedang berlangsung di Donbas.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) tidak akan mengkonfirmasi laporan media pada hari Jumat yang mengklaim bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang bersiap untuk mengirim sistem roket jarak jauh ke Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk AS mencap langkah seperti itu sebagai tidak dapat diterima dan meminta pemerintah Biden untuk meninggalkan pernyataan tentang kemenangan militer Ukraina.
Sebuah postingan Telegram yang diterbitkan di saluran resmi kedutaan Rusia mengutip duta besar Anatoliy Antonov yang mengatakan bahwa pengiriman senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Ukraina secara signifikan meningkatkan risiko eskalasi konflik.
Pemerintahan Biden dan sekutunya telah memberi Ukraina senjata yang semakin canggih dan beragam untuk memerangi pasukan invasi Rusia, termasuk persenjataan jarak jauh, seperti meriam howitzer M777. Pada 11 Mei, DPR AS meloloskan paket bantuan USD40 miliar untuk Ukraina, termasuk USD8,7 miliar untuk mengisi kembali stok persenjataan AS yang dikirim ke Ukraina.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda