Mantan Presiden Yanukovych: Ukraina Berisiko Gabungkan Negaranya dengan Polandia
Sabtu, 28 Mei 2022 - 18:03 WIB
KIEV - Ukraina menghadapi kehilangan kedaulatannya dan berpotensi merger dengan Polandia. Peringatan itu diungkapkan mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych.
Mantan presiden yang digulingkan dalam kudeta Maidan 2014 itu merilis pidato panjang pada Jumat di mana dia berbagi pemikirannya tentang akar gejolak yang sedang berlangsung dan potensi nasib negara itu.
“Peran Ukraina saat ini sebagai instrumen melawan Rusia telah digariskan Barat jauh sebelum konflik antara Moskow dan Kiev pecah pada akhir Februari,” papar mantan presiden itu.
“Pada tahun 2014, Ukraina ditunjuk negara-negara Barat tertentu sebagai wilayah di mana pelemahan total Rusia harus dimulai. Tepatnya sebagai wilayah, dan bukan sebagai negara merdeka, bukan sebagai orang yang ingin hidup damai dengan semua tetangganya, tidak termasuk Rusia,” ujar Yanukovych.
“Konflik yang terjadi saat ini bisa berakibat fatal bagi negara,” papar dia.
“Ukraina berisiko tidak hanya kehilangan wilayah yang luas di selatan dan timurnya tetapi juga penghancuran total kedaulatannya,” ujar Yanukovych.
Mantan presiden yang digulingkan dalam kudeta Maidan 2014 itu merilis pidato panjang pada Jumat di mana dia berbagi pemikirannya tentang akar gejolak yang sedang berlangsung dan potensi nasib negara itu.
“Peran Ukraina saat ini sebagai instrumen melawan Rusia telah digariskan Barat jauh sebelum konflik antara Moskow dan Kiev pecah pada akhir Februari,” papar mantan presiden itu.
“Pada tahun 2014, Ukraina ditunjuk negara-negara Barat tertentu sebagai wilayah di mana pelemahan total Rusia harus dimulai. Tepatnya sebagai wilayah, dan bukan sebagai negara merdeka, bukan sebagai orang yang ingin hidup damai dengan semua tetangganya, tidak termasuk Rusia,” ujar Yanukovych.
“Konflik yang terjadi saat ini bisa berakibat fatal bagi negara,” papar dia.
“Ukraina berisiko tidak hanya kehilangan wilayah yang luas di selatan dan timurnya tetapi juga penghancuran total kedaulatannya,” ujar Yanukovych.
Lihat Juga :
tulis komentar anda