Iran Sita 2 Kapal Tanker Yunani, Athena Protes Pembajakan
Sabtu, 28 Mei 2022 - 02:39 WIB
TEHERAN - Pasukan Iran menyita dua kapal tanker Yunani di Teluk pada Jumat (27/5/2022). Media pemerintah Iran melaporkan tak lama setelah Teheran memperingatkan akan mengambil "tindakan hukuman" terhadap Athena atas penyitaan minyak Iran oleh Amerika Serikat (AS) dari satu kapal tanker yang ditahan di lepas pantai Yunani.
“Angkatan Laut Garda Revolusi hari ini menangkap dua kapal tanker Yunani karena pelanggaran di perairan Teluk,” ungkap pernyataan Garda Revolusi Iran, yang dikutip kantor berita negara Iran, IRNA.
Garda Revolusi tidak memberikan rincian lebih lanjut atau mengatakan apa dugaan pelanggaran itu.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Yunani mengatakan pihaknya membuat langkah tegas kepada Duta Besar Iran di Athena atas "pengambilalihan dengan kekerasan atas dua kapal berbendera Yunani" di Teluk Arab.
"Tindakan ini sama saja dengan tindakan pembajakan," tegas Kemlu Yunani, memperingatkan warga Yunani untuk menghindari bepergian ke Iran.
Kemlu Yunani menyerukan pembebasan segera kapal dan awaknya, dan mengatakan tindakan ini akan memiliki "konsekuensi negatif khususnya" dalam hubungan bilateral dan dalam hubungan Iran dengan Uni Eropa (UE), di mana Yunani adalah anggotanya.
Pernyataan Kemlu Yunani mengatakan bahwa Jumat sebelumnya, satu helikopter Iran mendarat di Delta Poseidon berbendera Yunani di perairan internasional sekitar 22 mil laut di lepas pantai Iran.
"Orang-orang bersenjata kemudian mengambil tawanan kru," papar Kemlu Yunani, menambahkan dua warga negara Yunani termasuk di antara kru kapal.
“Insiden serupa telah dilaporkan di kapal berbendera Yunani lainnya, yang membawa tujuh warga negara Yunani, dekat dengan pantai Iran,” ungkap Kemlu Yunani.
Kemlu Yunani menambahkan salah satu kapal adalah Delta Poseidon, sementara juru bicara di perusahaan Polembros yang berbasis di Athena mengidentifikasi kapal tanker kedua sebagai Prudent Warrior.
Seorang pejabat Yunani, berbicara dengan syarat anonim untuk membahas rincian serangan itu dengan seorang wartawan, mengidentifikasi kapal kedua sebagai Prudent Warrior.
Pemiliknya, Polembros Shipping di Yunani, sebelumnya mengatakan, “Perusahaan bekerja sama dengan pihak berwenang dan melakukan segala upaya yang mungkin untuk mengatasi situasi secara efektif.”
Kemlu Yunani mengatakan sembilan warga Yunani termasuk di antara awak kedua kapal, tetapi tidak memberikan jumlah pelaut lain di dalamnya.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah intelijen, mengatakan tampaknya kedua kapal itu telah mendekati, tetapi tidak di perairan teritorial Iran pada Jumat sebelum hanyut ke perairan Iran.
“Kapal-kapal itu juga telah mematikan alat pelacak mereka, bendera merah lainnya,” papar pejabat itu.
“Namun, tidak ada yang mengeluarkan mayday atau panggilan bantuan,” ungkap pejabat itu.
Iran telah mengancam akan mengambil "tindakan hukuman" pada Jumat pagi karena Athena terlibat dalam penyitaan AS atas satu kapal tanker minyak Iran di perairan Yunani.
Situs web Nour News Iran, yang dekat dengan dinas keamanannya, membuat ancaman itu tepat ketika situs berita pelayaran Lloyd's List mengatakan mereka yakin dua kapal tanker Yunani telah disita di Teluk Arab.
Mengutip sumber industri anonim, Lloyd's melaporkan kedua kapal telah dinaiki setelah helikopter militer Iran mendekati mereka pada Jumat sore.
Dikatakan kedua kapal tanker itu baru saja memuat minyak mentah Irak.
Pihak berwenang Yunani bulan lalu menyita Pegas berbendera Iran, dengan 19 awak Rusia di dalamnya, di dekat pantai pulau selatan Evia karena sanksi Uni Eropa.
Washington kemudian menyita kargo minyak Iran yang disimpan di atas kapal dan berencana mengirimkannya ke Amerika Serikat dengan kapal lain, Reuters melaporkan pada Kamis.
Pegas kemudian dibebaskan karena kebingungan tentang sanksi atas para pemiliknya.
Pegas termasuk di antara lima kapal yang ditunjuk Washington pada 22 Februari, dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina, untuk sanksi terhadap Promsvyazbank, bank yang dipandang penting bagi sektor pertahanan Rusia.
Tidak jelas apakah kargo itu disita karena itu adalah minyak Iran atau karena sanksi terhadap kapal tanker itu atas hubungannya dengan Rusia. Iran dan Rusia menghadapi sanksi AS yang terpisah.
“Pada Jumat, Iran memanggil duta besar Swiss, yang mewakili kepentingan AS di Teheran, untuk memprotes penyitaan minyak kapal Pegas,” ungkap Kemlu Iran.
"Republik Islam menyatakan keprihatinan mendalam atas pelanggaran terus menerus pemerintah AS terhadap hukum internasional dan konvensi maritim internasional," papar media pemerintah mengutip pernyataan Kemlu Iran.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS menolak mengomentari penyitaan minyak tersebut.
IRNA mengutip Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran yang mengatakan kapal tanker itu mencari perlindungan di sepanjang pantai Yunani setelah mengalami masalah teknis dan cuaca buruk.
Mereka menyebut penyitaan kargonya sebagai "contoh nyata pembajakan."
AS pada Rabu memberlakukan sanksi atas apa yang digambarkannya sebagai jaringan penyelundupan minyak dan pencucian uang yang didukung Rusia untuk Pasukan Quds Garda Revolusi Iran.
Pada 2019, Iran menangkap satu kapal tanker Inggris di dekat Selat Hormuz karena dugaan pelanggaran laut dua pekan setelah pasukan Inggris menahan satu kapal tanker Iran di dekat Gibraltar, menuduhnya melakukan pengiriman minyak ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa. Kedua kapal itu kemudian dibebaskan.
“Angkatan Laut Garda Revolusi hari ini menangkap dua kapal tanker Yunani karena pelanggaran di perairan Teluk,” ungkap pernyataan Garda Revolusi Iran, yang dikutip kantor berita negara Iran, IRNA.
Garda Revolusi tidak memberikan rincian lebih lanjut atau mengatakan apa dugaan pelanggaran itu.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Yunani mengatakan pihaknya membuat langkah tegas kepada Duta Besar Iran di Athena atas "pengambilalihan dengan kekerasan atas dua kapal berbendera Yunani" di Teluk Arab.
"Tindakan ini sama saja dengan tindakan pembajakan," tegas Kemlu Yunani, memperingatkan warga Yunani untuk menghindari bepergian ke Iran.
Kemlu Yunani menyerukan pembebasan segera kapal dan awaknya, dan mengatakan tindakan ini akan memiliki "konsekuensi negatif khususnya" dalam hubungan bilateral dan dalam hubungan Iran dengan Uni Eropa (UE), di mana Yunani adalah anggotanya.
Pernyataan Kemlu Yunani mengatakan bahwa Jumat sebelumnya, satu helikopter Iran mendarat di Delta Poseidon berbendera Yunani di perairan internasional sekitar 22 mil laut di lepas pantai Iran.
"Orang-orang bersenjata kemudian mengambil tawanan kru," papar Kemlu Yunani, menambahkan dua warga negara Yunani termasuk di antara kru kapal.
“Insiden serupa telah dilaporkan di kapal berbendera Yunani lainnya, yang membawa tujuh warga negara Yunani, dekat dengan pantai Iran,” ungkap Kemlu Yunani.
Kemlu Yunani menambahkan salah satu kapal adalah Delta Poseidon, sementara juru bicara di perusahaan Polembros yang berbasis di Athena mengidentifikasi kapal tanker kedua sebagai Prudent Warrior.
Seorang pejabat Yunani, berbicara dengan syarat anonim untuk membahas rincian serangan itu dengan seorang wartawan, mengidentifikasi kapal kedua sebagai Prudent Warrior.
Pemiliknya, Polembros Shipping di Yunani, sebelumnya mengatakan, “Perusahaan bekerja sama dengan pihak berwenang dan melakukan segala upaya yang mungkin untuk mengatasi situasi secara efektif.”
Kemlu Yunani mengatakan sembilan warga Yunani termasuk di antara awak kedua kapal, tetapi tidak memberikan jumlah pelaut lain di dalamnya.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah intelijen, mengatakan tampaknya kedua kapal itu telah mendekati, tetapi tidak di perairan teritorial Iran pada Jumat sebelum hanyut ke perairan Iran.
“Kapal-kapal itu juga telah mematikan alat pelacak mereka, bendera merah lainnya,” papar pejabat itu.
“Namun, tidak ada yang mengeluarkan mayday atau panggilan bantuan,” ungkap pejabat itu.
Iran telah mengancam akan mengambil "tindakan hukuman" pada Jumat pagi karena Athena terlibat dalam penyitaan AS atas satu kapal tanker minyak Iran di perairan Yunani.
Situs web Nour News Iran, yang dekat dengan dinas keamanannya, membuat ancaman itu tepat ketika situs berita pelayaran Lloyd's List mengatakan mereka yakin dua kapal tanker Yunani telah disita di Teluk Arab.
Mengutip sumber industri anonim, Lloyd's melaporkan kedua kapal telah dinaiki setelah helikopter militer Iran mendekati mereka pada Jumat sore.
Dikatakan kedua kapal tanker itu baru saja memuat minyak mentah Irak.
Pihak berwenang Yunani bulan lalu menyita Pegas berbendera Iran, dengan 19 awak Rusia di dalamnya, di dekat pantai pulau selatan Evia karena sanksi Uni Eropa.
Washington kemudian menyita kargo minyak Iran yang disimpan di atas kapal dan berencana mengirimkannya ke Amerika Serikat dengan kapal lain, Reuters melaporkan pada Kamis.
Pegas kemudian dibebaskan karena kebingungan tentang sanksi atas para pemiliknya.
Pegas termasuk di antara lima kapal yang ditunjuk Washington pada 22 Februari, dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina, untuk sanksi terhadap Promsvyazbank, bank yang dipandang penting bagi sektor pertahanan Rusia.
Tidak jelas apakah kargo itu disita karena itu adalah minyak Iran atau karena sanksi terhadap kapal tanker itu atas hubungannya dengan Rusia. Iran dan Rusia menghadapi sanksi AS yang terpisah.
“Pada Jumat, Iran memanggil duta besar Swiss, yang mewakili kepentingan AS di Teheran, untuk memprotes penyitaan minyak kapal Pegas,” ungkap Kemlu Iran.
"Republik Islam menyatakan keprihatinan mendalam atas pelanggaran terus menerus pemerintah AS terhadap hukum internasional dan konvensi maritim internasional," papar media pemerintah mengutip pernyataan Kemlu Iran.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS menolak mengomentari penyitaan minyak tersebut.
IRNA mengutip Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran yang mengatakan kapal tanker itu mencari perlindungan di sepanjang pantai Yunani setelah mengalami masalah teknis dan cuaca buruk.
Mereka menyebut penyitaan kargonya sebagai "contoh nyata pembajakan."
AS pada Rabu memberlakukan sanksi atas apa yang digambarkannya sebagai jaringan penyelundupan minyak dan pencucian uang yang didukung Rusia untuk Pasukan Quds Garda Revolusi Iran.
Pada 2019, Iran menangkap satu kapal tanker Inggris di dekat Selat Hormuz karena dugaan pelanggaran laut dua pekan setelah pasukan Inggris menahan satu kapal tanker Iran di dekat Gibraltar, menuduhnya melakukan pengiriman minyak ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa. Kedua kapal itu kemudian dibebaskan.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda