PM Finlandia: Tindakan Rusia di Ukraina adalah Titik Balik bagi Eropa

KIEV - Perdana Menteri Finlandia , Sanna Marin mengatakan pada Kamis (26/5/2022), tindakan Rusia di Ukraina adalah titik balik bagi dunia dan hubungan dengan Moskow tidak dapat kembali seperti sebelum invasi.

Marin membuat komentarnya selama perjalanan ke Ukraina yang termasuk mengunjungi kota Irpin dan Bucha, di mana Ukraina mencurigai pasukan Rusia melakukan kekejaman, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Moskow.





"Kami, Finlandia, mendukung semua tindakan Pengadilan Kriminal Internasional untuk mempertimbangkan kejahatan ini, mengumpulkan bukti untuk proses di masa depan dan menghukum Rusia," kata Marin setelah pertemuan dengan presiden dan perdana menteri Ukraina.

"Apa yang terjadi, apa yang dilakukan Rusia adalah titik balik bagi seluruh keluarga Eropa dan seluruh dunia. Kami melihat bahwa pengaturan lama telah dihancurkan dan tidak ada jalan kembali ke hubungan sebelumnya," katanya melalui seorang penerjemah, seperti dikutip dari Reuters.

Dia menggambarkan tindakan Rusia di Ukraina sebagai "upaya melawan prinsip-prinsip membangun rumah Eropa bersama."



Rusia telah membantah menargetkan warga sipil dan menolak tuduhan bahwa pasukannya melakukan kekejaman sebagai "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.

Finlandia, anggota Uni Eropa, berbagi perbatasan 1.300 km dengan Rusia. Dalam perubahan kebijakan menyusul invasi Rusia ke Ukraina, negara Nordik itu bulan ini mengatakan ingin bergabung dengan aliansi pertahanan NATO.

Helsinki juga telah memberikan bantuan militer kepada Ukraina dan mendukung upaya Kyiv untuk bergabung dengan UE. "Bagi kami, bantuan militer Finlandia sangat berharga," tulis Presiden Volodymyr Zelenskyy di Facebook. Ia berterima kasih kepada Helsinki atas dukungannya.



"Senjata, kebijakan sanksi dan persatuan mitra kami dalam masalah aksesi Ukraina ke UE - inilah yang dapat memberikan kekuatan dalam mempertahankan tanah kami."

Para pemimpin Eropa lainnya yang akan mengunjungi Kiev sejak perang dimulai, termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola.